Pelayan
Tuhan harus mampu memahami penghalang-penghalang dalam pelayanan pekerjaan
Tuhan kedepan. Tidak menutup kemungkinan ada pengajaran-pengajaran yang tidak
sesuai dengan injil. Benar injil adalah pondasi kita berpijak, tetapi dengan
banyaknya ajaran-ajaran yang membenarkan cara-cara yang salah, sehingga injil
yang menjadi dasar kita berpijak seakan-akan diputarbalikan hanya untuk
kepentingan-kepentingan kelompok tertentu. Inilah yang pada akhirnya membuat
Para Rasul-rasul pada abad pertama menjadi resah dengan tindakan-tindakan para
Bidat. Maka dari itu penulis mempunyai kerinduan untuk menuliskan masalah apa
saja yang terjadi pada abad pertama silam dengan fokus kepenulisan terambil
dalam atau dari surat 2 Petrus.
LATAR BELAKANG MASALAH
LATAR BELAKANG MASALAH
Fundamental
yang kuat akan menjadi dasar kita untuk berpijak kepada hal-hal yang benar.
Orang-orang Kristen selalu berangkat dari anggapan bahwa kehidupan dijalani
sebagai pencarian akan keselamatan. Namun disisi lain banyak hal-hal yang
akhirnya merusak cara berpikir banyak orang kristen untuk mengarah kepada
pemahaman keselamatan tersebut. Maka perlunya kita mempelajari tentang ‘BIDAT’
yang mempengaruhi kekristenan. Sebagaimana yang kita ketahui, mereka ini sangat
mengganggu dan meresahkan Rasul-rasul, para hamba-hamba Tuhan, pelayan-pelayan
Tuhan dari zaman ke zaman sesuai waktu dan perjalan kehidupan kekristen didunia
ini.
Penulis
memfokuskan kepenulisan ini dalam surat
Rasul Petrus yaitu Surat 2 petrus 2:1-3. Perkataan Rasul Petrus adalah yang
mewakili Rasul-rasul Tuhan pada abad itu, mereka benar-benar menentang dengan
keras pengajaran-pengajaran kaum bidat yang merusak Iman kepercayaan
orang-orang Kristen pada abad itu. Terlihat jelas dalam ayat-ayat yang
dituliskan oleh Rasul Petrus, begitu jelas ia menyerang kelompok bidat, sembari
memberi pemahaman kepada jemaat Tuhan agar tetap waspada terhadap
golongan-golongan atau kelompok-kelompok bidat tersebut.
Orang
Percaya yang tidak teguh imannya adalah masalah yang mendasar bagi perkembangan
Kepercayaan mereka. Mereka masih terpengaruh dengan paham agama kepercayaan
mereka sebelumnya (agama sebelum mereka mengenal Kristus Yesus sebagai
juruselamat). Bermunculannya pengaruh-pengaruh bidat setelah perkembangan
Kristen lewat filsafat-filsafat, ideologi agamawi yang abmoral, juga pengaruh
pemerintahan yang menghendaki untuk menyembah petinggi-petinggi romawi( kaisar
kerajaan Roma yang menguasai daerah timur tengah pada saat itu atau Gubernur
provinsi-provinsi daerah kekuasaan roma), juga kaum petapa yunani kuno dan
agama-agama timur lainnya. Inilah pemicu yang akhirnya mendorong penulis untuk
menelaah siapa saja kelompok atau kaum bidat yang ada pada abad pertama silam
khususnya yang terdapat pada Surat 2 Petrus 2:1-3 (sebelum surat dituliskan dan
sesaat surat dituliskan), seraya menggali makna-makna apa yang terkandung
sehingga kita dapat mengambil satu kesimpulan bahwa ajaran-ajaran tersebut
merusak Iman orang-orang Kristen pada abad-abad pertama.
Orang-orang
Krsiten harus mempunyai Iman yang kuat dan bertumbuh sesuai dengan Firman
Tuhan. Imanlah yang membuat kita bertahan dalam banyak hal, tetapi harus kita
ketahui Iman timbul tidak dengan sendirinya melainkan oleh pendengaran akan
Firman Tuhan yang disampaikan oleh hamba-hamba Tuhan dan perenungannya akan
Firman yang akan mereka sampaikan itu, didalam Roma 10:17, berkata ; “Jadi,
Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”. Dalam
prakata buku “Sejarah Bidat” yang dituliskan oleh G.R. Evans mengemukakan
sebagai berikut ; “ Orang Kristen yang percaya kepada Kristus, sebagai tindakan
dari ‘Iman yang benar’, tetapi harus memiliki Iman yang benar”.[1]
Secara sederahana mungkin kalimat ini sedikit sukar untuk kita pahami karena
berbicara tentang Iman yang benar. Takaran Iman orang-orang Kristen pada
umumnya tidak selalu sama bahkan ada saatnya orang-orang Kristen dalam zona
turbulensi Iman sehingga terkadang kita terlihat kuat, terkadang kita juga
terlihat lemah, adakalanya kita bersukacita, sebaliknya adakalanya dalam
kesusahan atau kedukacitaan. Turbulensi Iman inilah yang akhirnya dimanfaatkan
oleh para kaum bidat yang mengatasnamakan Tuhan sebagai pemberi mandat
kepada mereka untuk melemahkan
orang-orang Kristen disaat mereka dalam keadaan lemah. Karena itu Iman
orang-orang Kristen harus menjadi faktor utama dalam melawan pengaruh dan
bahaya penyesatan yang kaum Bidat kerjakan.
Pengajaran
bidat yang tidak sesuai dengan Iman Kristen begitu banyak dan ajaran mereka
sudah terpatri didalam kehidupan orang-orang percaya bertahun-tahun. Ketika
kita menelaah akan hal ini, kita akan menemukan banyak hal-hal yang tidak
simetris dengan Iman kristen, bahkan pengajaran kristus, pengajaran
Rasul-rasul. Akhirnya bidat bertambah karena orang-orang Kristen makin
bertambah pula dan populasinya semakin bertambah, sehingga aliran-aliran yang
tidak berdiri dalam kebenaran Firman Tuhan pun mulai resah karena meningkatnya
jumlah pengikut Kristus pada abad itu. Injil kristus mulai diperalat dan diputarbalikan
untuk menyerang orang-orang Kristen dengan cara masuk dan merusak pengetahuan
akan kekristenan mereka. Memang pembusukan itu kurang-lebih bermunculan dari
dalam, dari mereka yang mempunyai paham
yang sama dengan Rasul-rasul, tetapi lambat-laun seiring berjalannya waktu
mereka menolak kebenaran tersebut karena tekanan hidup yang semakin menghimpit
mereka. Contohnya, dalam surat-surat Rasul Paulus, yang sangat meresahkan
Rasul-rasul disebutkan yaitu, kelompok himeneus dan aleksander dalam surat
pastoralnya kepada Timotius dan jemaat Efesus. Mereka sangat meresahkan buat
Rasul Paulus sendiri, Tetapi jangan mengirah pembusukan itu baru ada setelah
Kekristen mendominasi saat itu, melainkan bidat sudah muncul sebelum kristen
ada dan roh penyesat itu sudah lama ada sebelum Kekristen banyak dipercayai
oleh orang-orang pada abad pertama.
Dalam pertemuan disesi perkuliahan
mata kuliah Filsafat Pastoral, senin tanggal 25 januari 2016, oleh Pdt.
Ellyezer Siswanto, S.Th, pengampu mengemukakan pendapatnya tentang bidat
demikian ;
“bidat
sebenarnya telah muncul sebelum gereja berkembang dan bukan hanya pembusukan
dari dalam tetapi pengaruh dari paham-paham yunani yang berkembang dalam
perjalanan kehidupan kekristen pada saat itu, lewat tindakan sosial-sosial
seperti membantu untuk kebutuhan pokok-pokok orang percaya yang tidak diberikan
oleh Rasul-rasul pada saat itu, sehingga banyak orang-orang percaya menjadi
kurang yakin akan pertolongan Tuhan yang menyatakan akan menjadi penolong
kepada umat Tuhan tetapi seperti tidak ada pertolongan”.[2]
Pemahaman yang benarlah yang harus
kita peroleh dari pengetahuan akan firman Tuhan. Karena dengan demikian kita
memperoleh kekuatan yang tidak akan melemahkan kita, sebaliknya kita akan
diteguhkan dalam Firman Tuhan, dan berakar dalam Firman Tuhan, tidak muda
digoyakan oleh apapun juga, entah dalam situasi apapun atau situasi yang
menghimpit kehidupan kita dan membuat kita merasa seperti tidak ada
pertolongan, manakala kita mempunyai Iman yang benar keyakinan penulis maka
kita tidak akan lari kepada pemahaman yang keliru, malahan kita akan semakin
dikuatkan dan diteguhkan oleh Firman Tuhan.
Pengaruh
Bidat yang diterima jemaat Tuhan menjadikan ketumpulan Iman mereka kepada
Tuhan. Adapun pengaruh yang sangat
mendasar disana yaitu Guru-guru palsu yang menyusup didalam gereja. Dalam buku
Teologi Perjanjian baru karya Leon. Moris mengemukakan demikian ; “Pada zaman
PL Allah telah mengutus nabi-nabi besar ke Israel, dan para nabi palsu telah
berusaha menyesatkan bangsa itu, oleh karena itu tidaklah mengherankan kalau
kaum beriman zaman PB akan berhadapan dengan guru-guru palsu.”[6]
Penulis mengambil kalimat ini karena memang pengaruh ini sudah lama ada dengan
roh penyesat yang sama tetapi berada dizaman yang berbeda, dan berkembang
secara cepat bahkan akhirnya merusak pemikiran orang-orang Kristen. Didalam
surat 2 petrus ada beberapa kelompok yang menghasut banyak orang kristen antara
lain yaitu;
1. Paham
Gnostik
Paham
Gnostik (2 Petrus 1:8-10,16). Paham ini muncul dari kalangan orang Yahudi yang
mencampur pemikiran Kristen dicampur dengan pemikiran Agama-agama Timur, Mesir,
dan babilonia dan dicampur juga dengan pemikiran yunani bahkan pemikiran-pemikiran
filsafat yunani kuno juga paham-paham agama timur dan menggunakan
dongeng-dongeng nenek moyang untuk menjelaskan ajaran mereka.
2. Paham
Sinisme,
Paham
Sinisme (2 Petrus 1:2, 9-11). Paham ini begitu kontras dizaman itu, mereka
tidak mengizinkan hal-hal yang abmoral berkembang didalam dunia agama mereka.
Pandangan atau paham itu kebanyakan berkembang dikalangan orang-orang yang
terkemuka pada zaman itu. Karena mereka mengizinkan hal-hal yang abmoral
makanya petinggi-petinggi kerajaan merasa senang dengan paham ini.
3. Anti-resureksionisme
Anti-resureksionisme,
(2 Petrus 1:17-18), menjadi pertentangan yang cukup lama dikalangan orang-orang
Yahudi khususnya para kaum saduki yang sejak awal tidak percaya akan adanya
kebangkitan. Mereka sangat menentang akan kebangkitan Tuhan Yesus. Akibatnya,
hal ini sangat menghacurkan Iman orang-orang percaya. Kaum saduki adalah
sekelompok yahudi yang radikal menentang Kekristenan dari awal pelayanan Yesus
sampai berkembangnya pengikut Yesus. Ada indikasi mereka yang membayar para
penjaga kubur Yesus untuk menyatakan bahwa Tuhan Yesus Tidak bangkit tetapi
dicuri oleh murid-muridNya( Mat 28:11-15).
4. Paham
Nomianisme
Paham
Nomianisme yang mengacuh kepada Taurat dan Sunat sebagai sarana keselamatan (2
Petrus 2:1-3). Sejarah Israel tidak bisa dipungkiri berpegang erat dengan Hukum
Taurat Musa dan Sunat perjanjian Abraham dengan Tuhan untuk menjadikan
keturunannya menjdai bangsa yeang besar. Natural Of Torah inilah yang susah
untuk dilepasakan oleh bangsa yang besar ini.
Di
identifikasi maka sebenarnya masalah yang besar terjadi dari luar dan dalam
gereja atau orang-orang kristen pada saat itu yang dImana sangat merisaukan
para Rasul-rasul yang ada pada zaman abad pertama.
DESKRIPSI SURAT PASTORAL 2 PETRUS
DESKRIPSI SURAT PASTORAL 2 PETRUS
Tinjauan ilmiah akan
berguna manakala deskripsi kitab (surat) dipaparkan. Pendeskripsian adalah hal
yang berguna untuk pembaca mengerti apa saja yang terjadi pada Injil, Kitab,
atau Surat Pastoral yang akan kita bahas. Pegertian deskrispsi pun harus kita
tahu agar kita lebi dipermudah untuk membaca dan mengerti isi karya ilmiah ini.
Déskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan
terperinci;[7]
menguraikan isi apa yang akan dituliskan oleh Penulis. Jadi dengan adanya
deskripsi maka kita pembaca akan lebih muda memahami akan apa yang akan
dituliskan dan memberkati kita.
Latar
belakang memberi informasi mengapa surat-surat dituliskan dan gunanya untuk apa
dan bagaimana kita mengetahuai kenapa penulis menuliskan hal itu. Dengan satu
tujuan yang baik dan mempermudah kita merumuskan atau lebih kepada kita
berhipotesa sementara untuk memperjelas latar belakang yang mendukung kita
untuk memahami surat pastoral 2 Petrus ini. Karena surat ini adalah lanjutan
dari surat Petrus yang pertama maka kita mungkin saja akan dipermudah dengan
struktur informasi yang ada di surat yang kedua yang dituliskan oleh Rasul
Petrus ini.
Bab
II ini akan dimulai dengan kapan buku ini dituliskan dan kapan menjadi sumber
terpercaya dan dimasukan kedalam kanonisasi Alkitab. Dalam catatan buku yang
penulis baca, buku ini sudah mulai diragukan validilitasnya, sehingga ada
beberapa asumsi-asumsi dari pakar-pakar teolog diabad-abad 500-an mundur.
Kitab-kitab
Perjanjian Baru yang lazim di 1 Petrus disusul dengan karangan kedua dengan
nama rasul Petrus. Dan inilah sebabnya mengapa ditempatkan di Alkitab dengan
demikian. Seperti nanti menjadi jelas, menurut urutan dalam waktu 2 Petrus
merupakan tulisan paling akhir dalam Perjanjian Baru. Dalam tradisi umat
kristen, tulisan ini baru dikenal selama abad ketiga Masehi.[8]
Sesudah tahun 200 M, lama sekali diragukan dan selama abad kelima Masehi
(sesudah tahun 400 M), barulah umum diterima sebagai kitab suci dan karangan
rasul Petrus. Tulisan ini antara yang paling akhir masuk kedalam daftar kitab
suci Perjanjian Baru. 2 Petrus seolah-olah terdapat pada pinggir kanon
Perjanjian Baru.
Surat
ini diakui masuk dalam kanonisasi pada konsili Gereja di Laodokia (366 M),
Hippo (393 M), dan dikartago (397 M).[9]
Pendapat Dr. C. Groenem Ofm hampir serupa dengan pandangan buku yang ditulis
oleh J. Sidlow Baxter, mereka mengemukakan bahwa para Bapa-Bapa Gereja abad
kelima mundur mengakui akan keaslian 1 Petrus, tetapi tidak dengan kitab 2
Petrus. Agaknya inilah kitab yang paling diperbantahkan diantara surat-surat
PB. Harus kita ingat bahwa konsili-konsili itu lebih banyak mempunyai
bahan-bahan asli untuk memutuskan soal itu dari pada kita sekarang ini.
Pemimpin-pemimpin Gereja pada saat itu sangat berhati-hati untuk menentukan
akan hal ini, agar supaya keaslian surat ini terjamin muatan dan isinya.
Kitab
2 Petrus adalah surat yang mirip dengan surat yang ditulis oleh Yudas sudara
Tuhan Yesus Kristus. Kalau kita melihat begitu jelas bahwa bagian terbesar
Surat Yudas ada di surat 2 Petrus ini. Akibat dari ini para pakar teolog mulai
mempermasalahkan lagi akan kepenulisan surat ini. Benarlah yang penulis
utarakan diatas bahwa memang kepenulisan surat ini sangat banyak dipertentangan
didalamnya. Misalanya kalau dikatakan bahwa Yudas terlebih dahulu yang menuliskan suratnya dan
Rasul Petrus yang adalah menambahkan akan surat ini atau menciblak karangan
dari Yudas, maka akan dipastikan bahwa surat 2 Petrus ini hanyalah karya orang
lain bukanlah karya dari Petrus. Karena itu asumsi ini hanyalah sebuah hipotesa
sementara karena mana mungkin seorang Rasul
Petrus menuliskan hal-hal tersebut dilansir dari karya-karya yang sudah ada.
Karena kalau kita melihat dengan jelas bahwa isi dari surat 2 Petrus ini
berasal dari zaman rasul-rasul dan dituliskan oleh Petrus. Contohnya, nubuatan
2 Petrus mengemahkan khotbah Tuhan Yesus dibukit zaitun. Tapi sukar dipercaya
bahwa 2 Petrus ditulis sesudah kebinasaan yang diramalakan oleh Tuhan Yesus
pada saat itu. demikian juga tentang nasihat 2 Petrus mengenai
pengajaran-pengajaran sesat; seandainya penulis hidup pada abad kedua Masehi,
tak dapat tidak maka ia akan membicarakan tentang filsafat gnostik yang sudah
matang, tetapi bukan denikian yang diajarkan oleh Petrus dalam suratnya ini.[10]
Jadi dari hal ini kita akan menentukan tahun berapa Tulisan ini di tulis oleh
rasul yang pernah menyangkal Yesus Krsitus itu.
Surat
ini ditentuntukan waktunya sebelum Yerusalem diruntuhkan pada tahun 70 M. Jika
tidak, mustahil penulisnya mengabaikan contoh itu pada saat ia menyebutkan
murka Allah atas dosa. Pembuktiannya bahwa surat ini dituliskan sebelum
Yerusalem diruntuhkan adalah samanya isi pengajaran sesat dengan surat-surat
pastoral lainnya yaitu 1 Tim 4:1-2; 6:5,20-21; 3:1-7, kemiripan inilah yang
akhirnya disimpulkan oleh para Bapa-Bapa teologi untuk menyatakan bahwa surat
ini dituliskan dalam tempo waktu yang bersamaan dengan surat-surat yang lain.
Petrus
menyatakan diri bahwa pelayanan terakhirnya berada di kota Roma. Manakala kita
menemukan informasi yang akurat akan tahun wafatnya sang Rasul, maka
kepenulisan ini akan menyimpulkan tahun berapa surat ini dituliskan. Kapan
tepatnya ia pergi ke Roma untuk terakhir kali telah menjadi perdebatan hangat.
Pada umumnya, banyak orang meyakini bahwa Petrus datang atas permintaan Paulus
untuk membantu mengatasi permasalahan yang terjadi di Jemaat Roma. Sementara
Petrus berada disana, ia ditangkap dalam peristiwa penganiayaan Gereja yang
dilakukan oleh kaisar Nero, sekitar pada saat terjadinya kebakaran yang sangat
besar pada bulan Juli 64 M (Lactantius death
of the persecutors 2,5).[11] Banyak sekali sumber yang akan menyimpulkan
bahwa Paulus dan Petrus sama-sama mati sesuai dengan sangsi yang mereka
dapatkan, Paulus dipenggal kepalanya, menurut hukum yang berlaku bagi seorang
warga Romawi, sedangakan Petrus disalibkan
dengan posisi terbalik (kepala dibawah) dalam pertunjukan sirkus Nero,
“didekat tugu peringatan antara tanda-tanda batas perlombaan”, ditempat vatikan
berdiri sekarang (eusebius HE
3.1.2-3).[12]
Jadi kesimpulannya Petrus
menuliskan surat yang kedua ini pada masa tuanya. Surat yang kedua ini
dituliskan ketika Paulus sudah banyak menuliskan surat sewaktu Petrus mau
menuliskan surat ini (3:16). Tidak perlu menarik kesimpulan seperti yang
dilakukan oleh beberapa orang, yang menyimpulkan dari Pasal 1:12-17 bahwa injil
telah beredar Luas, dan dari Pasal 3:4 bahwa pada waktu surat ini dituliskan
generasi Kristen pertama telah tak ada lagi. Keterangan mengenai surat ini yang
dikemukakan dalam tulisan-tulisan lain menyatakan, bahwa surat ini pasti
ditulis setidak-tidaknya pada permulaan abad kedua. Tapi perkembangan bidat
yang disanggah dalam surat ini agaknya merupakan alasan untuk menentukan waktu
penulisannya pada akhir abad pertama. Jika menerima Petruslah penulisnya maka
agaknya kemungkinan terbesar ialah 2 Petrus dituliskan akhir hayat (1:14),
antara Tahun 60 M dan 70 M.[13]
Tulisan
diatas menyimpulkan bahwa Surat ini ditulis antara tahun 60 M dan 70 M. Maka
kita akan melihat bagaimana Sosial pada saat itu, budaya yang trend pada saat
itu dan bagaimana pemerintahan Politik pada saat itu agar supaya kita
mengetahui apa saja yang dikerjakan oleh Bidat lewat hal-hal ini.
1.
Sosial
Hubungan
Sosial abad pertama, yaitu orang-orang yang ada di Timur Tengah ada hal yang
menarik. Sosial yang berjalan pada saat itu sangat berbeda dengan sosial yan
ada pada saat ini, ada banyak yang kontras akan kita temukan karena
penggolongan-pengolongan status sosial begitu banyak dan tidak bisa tidak untuk
kita pelajari dan kita pahami. Berikut uraian sosial yang terjalin pada abad
itu.
1.1.
Masyarakat Yahudi,
Yahudi
pada zaman Perjanjian Baru mengalami banyak perubahan. Hal itu tidak
mengherankan, lebih-lebih kalau dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa besar yang
terjadi di Timur Tengah antara tahun 1 dan 100 Masehi. Pada Tahun 70 M, Bait
Allah yang adalah simbol dan pusat perhatian keYahudian, hancur dengan memawa
akibat-akibat yang hebat. Selam abad pertama itu para Rabi meletakan dasar
keYahudian dalam bentuk yang baru. Dalam abad tersebut mereka berhasil
membakukan tradisi keYahudian serta meresmikan satu kanon Kitab Suci Yahudi.[14]
Pada waktu itu terjadi pertentangan antara KeYahudian melawan Romawi,yang pecah
dalam bentuk serangkaian perang yang memakan banyak korban. Pada waktu itu
berkembang pula dengan Kekristenan, pertentangan itu muncul dari pusat
kepercayaan Yahudi, dan cukup menarik untuk diteliti atau kita kaji lebih
lanjut.
Sidang
konsili Yahudi di kota Yamnia pada tahun 90 M, mereka merumuskan untuk
bersatunya kembali orang-orang Yahudi yang nampak ada dalam banyak tantangan.
Sidang itu berhasil mengurangi perpecahan
diantara mereka sendiri serta memunculkan corak KeYahudian yang baru, yaitu
KeYahudian Rabinis, yang hidup sampai sekarang. Jadi harus kita mengerti bahwa
selama abad pertama banyak sekali kelompok-kelompok Yahudi yang tersebar
dimana-mana.Ada beberapa catatan yang harus kita mengerti.
1)
perbedaan antara Yahudi palestina dan Yahudi Romawi (atau Yahudi perantauan).
KeYahudian perantauan itu mempunyai hubungan yang erat dengan kebudayaanYunani,
dan KeYahudian Palestina pun terpengaruh oleh kebudayaan yunani. Tapi perbedaan
tersebut makin menyolok, kalau diingat bahwa keYahudian perantauan harus
melakukan aktifitas sosialnya dengan menggunakan bahasa Yunani (Karena mereka
tidak mengerti bahasa Ibrani), dan jauh dari bait Allah di Yerusalem.[15]
2)
kelompok Yahudi terbagi lagi menjadi beberapa golongan Yahudi. Didalam
keYahudian Palestina kita akan menemukan adanya kelompok Farisi, Saduki,
Esseni, Zelotes dsb. Ada juga yang menyebutkan
beberapa golongan lain yaitu kelompok yang terpelajar, melek-huruf, dan
kelompok kurang terpelajar bahkan buta huruf. Didalam KeYahudian perantauan ada
kelompok-kelompok yang menganggap diri
murni Yahudi, kelompok campuran, bahkan kelompok gnostik yang menganut filsafat
Yunani.
1.2.
Proselitisme Yahudi
Tuhan
Yesus Kristus mengatakan dalam matius 23:15, ini membuktikan bahwa orang-orang
Yahudi juga melakukan misi untuk menarik orang-orang yang tidak percaya untuk
masuk dalam agama Yahudi. Untuk mendapat keakuratan akan hal ini banyak hal
yang harus kita lihat, pertama-tama kita perlu membedakan antara proselit aktif
(misi) dan diterimanya para calon yang datang karena kemauan sendiri. Yahudi
adalah bangsa yang besar tumbuh dan berkembang melalui perang, dan ekspansi
daerah yang diserang. Philo berharap dapat melihat dapat menyebarnya hukum Musa
diselurih dunia; tetapi untuk hal ini dengan menemukan kesetiaan para pembuat
undang-undang dari orang-orang bukan Yahudi sudah cukup, tanpa perlu orang
Yahudi menjadi orang yang terpisah.[16]
Dalam ekspansi daerah yudea dibawah kekuasaan
dinasti Hasmoneus dalam paro abad ke-2 s.M., sunat ditetapkan untuk
semua orang dan semua orang dimasukan kedalam wilayah kerajaan. Perkawinan
dengan orang bukan Yahudi juga membutuhkan pertobatan bentuk lain sebagai
syarat keabsahan. Namun “normalisasi’ ini hanya untuk mempersatukan kerajaan,
hukumnya, dan pemerintahnya dengan satu hukum. Istilah ‘pertobatan’ mungkin
bukan satu-satunya yang diberlakukan untuk masalah ini, malah lebih baik
demikian karena legitimasi mereka diperjuangkan dalam tempat tertentu.
Pada
Tahun 42 M, Kaisar Klaudius memerintah di Israel. Menurut berbagai perhitungan
ada seluruhnya delapan juta orang Yahudi, yang dua juta di antaranya tinggal di
yudea wilayah Herodes (yang kemudian hari sebagai palestina Roma), empat juta
tinggal didaerah kekaisran Roma bagian lain, dan yang dua juta tinggal ditimur
jauh di daerah musuh.[17]
Kesimpulannya;
Ada orang-orang bukan Yahudi yang bertobat, tetapi yang terpisah dalam maslah
Yudea yang luar biasa ketika dibawah kekuasaan Hasmoneus, dan keberadaan mereka
bukan karena adanya orang-orang bertobat yang aktif dan terorganisasi tetapi
agaknya karena suatu keterbukaan dalam lingkungan Yahudi tertentu. Kita harus
mengerti didaerah sekitar Yudea terdapat banyak sekali sinaggoge-sinagoge, ini
pertandah bahwa orang-orang yang ada disekitar mereka pun turut merasakan
kehadiran Allah dan yang akhirnya menyerakan diri untuk menjadi Yahudi, Yahudi
mempunyai daya tarik yang berbeda. Selain itu kita harus memperhatikan banyak
orang-orang baru yang akitf dalam internal Yahudi dengan berbagai bentuk.
Bentuk-bentuk itu seperti Yohanes pembabtis yang adalah kaum Esseni, juga
karena ketakutan orang-orang Yahudi yang mendapatkan semangat yang mereka
dapatkan dari Herodes Antipas.[18]
1.3.
Orang Percaya
(Kristen),
Alkitab
mencatat kata Kristen muncul tiga kali yaitu dalam Kis 11:26; 26:28; 1 Ptr
4:16. Ayat-ayat ini mengandung gagasan bahwa Kristen adalah gelar yang diakui
secara umu dalam zaman PB. Lukas yang adalah penulis Kisah para rasul yang
pertama memperkenalkan istilah ini dalam Alkitab tepatnya berada di Gereja
Antiokhia yang ada di Siria (Kis 11:26). Pasal ini mennguraikan
kejadian-kejadian pada tahun 40-an abad Pertama M, dan Peterson berpendapat
bahwa penghambat oleh Herodes Agripa pada waktu itu (Kis 12:1) menimbulkan nama
Christian(o)i sebagai kesejajaran
dengan musuh mereka, para Herodian(o)i.[19]
Lukas
ingin menjelaskan bahwa Antiokhia adalah Jemaat pertama dengan suatu unsurmurni
non-Yahudi, bekas penyembah berhala; artinya antiokhialah tempat pertama orang-orang
melihat agama Kristen dari mashab Yahudi. Bagaimanapun juga sebutan “Kristen”
telah baku pada tahun 60-an. Jika sebutan semula adalah nama ejekan, nama itu
seperti halnya sebutan metodis pada waktu yang lebih kemudian, diterima oleh
mereka yang diejek. Lama-kelamaan orang percaya harus menjawab pertanyaan
apakah kamu Kristen? Tidaklah memalukan untuk menerima maksud sebuah nama
kehinaan, jika nama itu berisi nama Juruselamat (1 Ptr 4:16). Dan nama itu
mempunyai kelayakan tertentu; ia memusatkan perhatian kepada unsur yang
membedakan didalam agama baru ini, yakni bahwa agama itu berpusat kepada
Pribadi Kristus.
Jadi
memang terbentuknya Agama baru ini, hasil dari isltilah ejekan yang pertama
diterima oleh Jemaat di Antiokhia dan mereka memberi label diri mereka sebagai
pengikut Kristus yang sah. Diperluasnya istilah Kristen karena makin banyak
orang yang percaya kepada pengajaran Rasul-rasul pada saat itu yang
mengakibatkan nama Kristenpun makin meluas, dan waktu yang membuktikan bahwa
Ajaran ini tetap hadir segala penjuru dunia, walaupun banyak usaha yang
dilakukan untuk memusnakan Kekristenan tapi tetap saja Orang Kristen tetap ada
dan terus berkembang.
2. Budaya
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang. Budaya akan ada sesuai dengan terbangunnya situasi alami yang
menghadirkan corak tersendiri dari zaman atau waktu keberadaan manusia sendiri.
Dalam budaya abad pertama ada corak sendiri, karena yang mendominasi adalah
kerajaan Romawi sebagai penguasa yang menguasi daerah-daerah yang ada diTimur
Tengah. Maka dari itu hampir-hampir budaya Romawi adalah budaya yang trend
dengan orang-orang pada zaman itu. kita akan melihat budaya yang berkembang dan
sangat mempengaruhi peradaban pada saat itu.
2.1.
Bahasa
Bahasa
yang utama yang dipakai didunia Romawi adalah Latin, Yunani, Aram, dan Ibrani.
Berikut adalah pengertian dari bahasa-bahasa yang dipakai;
2.1.1. Bahasa
Latin
Bahasa
Latin adalah bahasa hukum di pengadilan dan kesusasteraan Roma. Sebagai bahasa
sehari-hari kebanyakan bahasa Latin digunakan di wilayah barat penduduk Romawi,
terutama di Afrika utara, Spanyol, Gaul dan Britania, disamping Italia sendiri.
Bahasa bangsa penakluk ini dipelajari oleh bangsa-bangsa taklukannya yang
segera menyesuaikan ucapan serta kosakatanya dengan satu bahasa daerah
masing-masing.
2.1.2. Bahasa
Yunani
Bahasa
Yunani adalah bahasa kebudayaanyang dikenal oleh semua kaum cendekiawan, dan
merupakan bahasa sampingan mayoritas penduduk Romawi bagian Timur. Bahasa
Yunani bahkan masih digunakan didaerah Palestina dewasa ini, Tuhan dan
murid-murid juga menggunakan bahasa Yunani untuk berkomunikasi dengan
orang-orang non-Yahudi.
2.1.3. Bahasa
Aram
Bahasa
aram adalah bahasa utama di timur dekat. Paulus berbicara di Yerusalem dengan
bahasa Aram (Kis 22:2) ketika ia menyampaikan pembelaannya dari atas anak
tangga Anthinius. Begitu juga dengan bahasa yang dipakai OlehTUhan Yesus yang
dikutip dalam Yoh 1:42; Mrk 7:34; Mat 27:46. Bahasa ini juga muncil pada
ungkapan-ungkapan keagamaan dalam masa
awal Gereja, seperti Abba (Roma 8:15)
dan Marantha (I Kor 16:22), sehingga
dapat disimpulkan bahwa Jemaat Kristus pada yang pertama berbicara dalam bahasa
Aram.[20]
2.1.4. Bahasa
ibrani kuno
Bahasa
Ibrani Kuno, yang sangat erat kaitannya dengan bahasa Aram, sudah tidak
digunakan lagi sejak zaman Nabi Ezra, kecuali diantara para Rabi yang mempelajari
dan mengunakannya sebagai media pemikiran teologis. Bahasa ini tidak dikenal
oleh orang kebanyakan.
Keanekaragaman
bahasa ditempat dimana agama Kristen bertumbuh dan berkembang memberinya warna
kebudayaan dan kesusasteraan yang beragam pula sesuai dengan pengaruh
masing-masing bahasa itu yang menjadi sarana bagi agama Kristen untuk mencapai
dunia luar. Bahasa Aram dan Yunani lebih
banyak berperan dalam sejarah Gereja pada abad yang pertama dari pada bahasa
Latin atau Ibrani. Ini menandakan Sejarah Kristen begitu erat dengan apa yang
dinamakan bahasa yang berkembang di antara masyarakat yang majemuk waktu itu.
2.2. Tradisi Romawi yang merambat kepada Masyrakat
Timur Tengah
2.2.1. Arena
aduh manusia,
Pengaruh
gedung pertunjukan yang besar bagi orang Romawi adalah pertunjukan yang sangat
bagus. Pertarungan berdarah antara manusia dan hewan, atau pun manusia dengan
manusia diselanggarakan oleh kaisar, atau ada kalanya oleh para pejabat politik
dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan massa. Biasanya para peserta adalah
Gladiator terlatih yang diambil dari antara budak, tawanan perang, orang
hukuman, atau sukarelawan yang mencari ketenaran di arena seperti para petinju
pada masa sekarang.[21]
Pembantaian orang-orang Kristen yang ada di Roma salah cara mereka adalah dengan
memasukan orang-orang Percaya kedalam arena ini dan hewan-hewan buas pun
dikeluarkan untuk menerkam mereka, dan para Petinggi yang anti dengan
kekristenan menonton hal ini sambil bersukaria.
2.2.2. Sekolah
Orang
Romawi dan orang Yahudi begitu mementingkan sistem pendidikan yang baik untuk
regenerasi mereka. Orang Romawi punya kurikulm tersendiri untuk mengajar
anak-anak mereka begitu pun dengan Orang Yahudi keitika mereka mengajarkan
dasar akan kepercayaan, politik, dll. Bagi orang Romawi seorang anak romawi
berada dibawah pengawasan Guru pribadinya hingga dia dinyatakan sebagai seorang
pemuda yang dengan kewajiban-kewajiban orang dewasa. Sedangkan Orang Yahudi
mereka sejak dini sudah diajarkan untuk membaca dan menulis Perjanjian Baru.
Anak-anak Yahudi juga mempelajari adat istiadat nenek moyangnya serta
diperkenalkan pada upacara-upacara Yudaisme.
2.2.3. Ilmu
Pegetahuan
Ilmu pengetahuan terbilang pesat
sebelum zaman Kristus. Orang-orang Romawi
sangat senang belajar ilmu-ilmu yang pasti dan ilmu Alam. Bangsa Ibrani
tidak terlalu tertarik pada pengetahuan teoritis.[22]
Pada awal masehi tidak seorangpun dari mereka yang berprestasi dalam bidang
ilmu pasti dan ilmu alam. Gereja yang lahir dari kandungan Yudaisme, tidak
memusingkan ilmu pengetahuan semacam itu, karena pusat perhatian mereka adalah
tata susila dan kerohanian. Meskipun demikian, wahyu ilahi yang menjadi dasar
ajaran Gereja pada pokonya tidak bertentang dengan Ilmu pengatahuan.
Budaya
adalah pengaruh yang mendasar untuk melihat situasi Sosial. Pada saat itu banyak
hal yang terbangun dan menjadi dasar hidup orang-orang pada abad pertama.
Budaya hadir membentuk situasi kondisi yang sangat mempengaruhi orang-orang
percaya, terjadi pegajaran sesat karena budaya pada saat itu selalu tertekan
dengan budaya yang ada.
3. Pemerintahan
politik
Pemerintah adalah sekelompok orang
yang bersama-sama memikul tanggung jawab kuasa atas daerah. Menurut pemerintah
berarti segala kegiatan atau usaha yang terorganisasikan, bersumber pada
kedaulatan dan berlandaskan pada dasar
negara, mengenai rakyat dan wilayah negara itu demi tercapainya tujuan negara.[23] Jadi, pemerintah ada karena adanya tujuan
negara yang mengharuskan daerah-daerah tertentu lebih terorganisir dan lebih
mudah untuk di awasi dan di atur.
Pada masa Kitab Perjanjian Baru
ditulis, hampir seluruh dunia beradab, kecuali beberapa kerajan yang kurang
dikenal di Timur Jauh, berada di bawah kekasaan kekaisaran Romawi. Dari
Samudera Atlantik di sebelah barat hingga sungai efrat dan laut merah disebelah
timur, dan dari sungai Rhone, Sungai Donou, Latu Hitam serta Kaukasus disebelah
utara hingga Gurun Sahara disebelah selatan, terbentang sebuah kekaisaran yang
luas di bawah kekuasaaan dan kepemimpinan diktatorial sang kaisar yang disebut
“raja” (1 Pet 2:17), dan juga “Augustus” (Luk 2:1) dalam Kitab Perjanjian Baru.
Kerajaan Yahudi adalah kerajaan
yang sementara terjajah oleh Romawi dan tetap dalam pengawasan mereka juga.
Kerajaan yang besar itu tumbuh dalam tekanan jajahan. Yang memerintah pada saat
itu adalah wangsa herodes. Wangsa ini memerintah negara Yahudi itu antara 37 SM
dengan 70 M. Dinasti Herodes hadir ditengah-tengah orang Yahudi bukanlah hal
yang mudah karena mereka harus mengambil hati orang-orang Yahudi yang hidup
didaerah itu sendiri. Herodes harus mengangkat Imam bagi mereka karena mereka
bukanlah orang Yahudi dan mereka juga tidak ingin jabatan mereka dipegang oleh
wangsa yang sebelumny memerintah yaitu wangsa hasmenus.
Kerajaan Yahudi dan Kerajaan Roma
adalah kerajaan yang sama-sama hadir di dunia Timur Tengah. Seperti yang sudah
kita pelajari bahwa Surat 2 Petrus dituliskan antara tahun 60 M sampai 70 M.
Untuk kerajaan Roma yang memerintah pada tahun itu adalah Kaisar Claudius Nero
yang lama tahtanya dari tahun 54 M sampai 68 M. Nero adalah seorang kaisar yang
cerdik namun licik. Pribadinya dikuasai oleh kesombongan dan kegilaan akan
kekuasaan, yang ujung-ujungnya membuatnya tidak populer di mata para bangsawan
maupun rakyat, ia tidak pernah pandang bulu. Demi kekuasaan, ia tega membunuh
sahabat, sanak saudaranya, bahkan istrinya dan ibundanya sekalipun. Pada juli
64, ia membakar kota roma untuk membebaskan tanah disekitarnya demi membangun
istanya. Atas nama kelicikan, Nero menuduh dalang pembakaran kota roma adalah
orang-orang Kristen, para pengikut Kristus, sehingga mereka harus dihabis dan
dibantai secara biadab.[24]
Kaisar Nero adalah kaisar yang mengembangkan sikap “anti-kristen” melalui
penganiayaan sadis dan bengis. Petrus adalah salah satu korban kebengisan
Kaisar Nero.[25]
Di pihak Yahudi adalah Herodes
Agripa II yang menguasai pada tahun itu. Antara tahun 50-100 M dia menjadi
penguasa daerah Yahudi yang berpusat di Jerusalem dan yang terbentang dari
Yudea, Samaria, dan Idumea. Herodes
Agripa II adalah pengganti dari Herodes Agripa I yang adalah Ayahnya. Pergantian
ini adalah salah satu untuk menyelamatkan keturunan wangsa Herodes, juga
disebabkan karena ayahnya Agripa I hanya memiliki satu anak laki-laki sedangkan
dia mempunyai lima anak perempuan. Agripa I adalah orang yang begitu memihak
kepada orang Yahudi, dia diangkat Festus yang pada saat itu diangkat menjadi
wali negeri untuk menjadi penasehat keagamaan bagi kasus Paulus dimana setelah
ia mendatangi Festus di Kaisarea sebagai kunjungan Kehormatan.
Agripa II adalah orang yang
mempunyai pengetahuan yang luas tentang Yudaisme. Tetapi, dalam Revolusi pada
tahun 66 M, dia dengan terang-terangan memihak Romawi. Dia menyatakan
kesetiaannya kepada Vespasianus, dan bersama Titus menumpas perlawanan
bangsanya sendiri.[26]
Menyedihkan sekali manakala kita berada dalam situasi Politik yang begitu
Bobrok dan begitu tidak menguntungkan masyarakat sama sekali. Orang Yahudi
begitu tertindas bagaimana tidak untuk orang-orang yang Percaya kepada Kristus
pada saat itu.
Penyajian akan Pemerintahan Politik
membantu kita melihat tekanan hidup orang pecaya. Pada saat ini kita bisa
melihat hanya dalam tulisan bagimana kesengsaraan mereka yang benar-benar
merasa sedemikian tersiksa, bersyukurlah kita tidak berada dalam zaman itu.
Rasul
Petrus menuliskan surat ini bagaikan seorang yang mengetahui bahwa masa
hidupnya di dunia ini terbatas. Surat ini mengandung tiga pokok penting yaitu;
1) Orang Kristen harus hidup sesuai panggilan dan sumber kekuatannya, artinya
betumbuh dalam kesucian praktis. 2) setiap usaha menyesatkan mereka dengan
ajaran yang tidak benar dan percabulan sebagai akibatnya harus dilawan dan
ditolak. 3) Akhirnya, orang Kristen harus hidup bercahayakan terang hari Tuhan
yang akan datang. Pokok pertama dan ketiga tidak asing lagi, sebab telah
dikemukakan dalam surat 1 Petrus. Rupanya Pokok kedualah yang menjadi alasan
utama menuliskan surat ini, tapi penulis ingin agar hal itu ditinjauh dari
sudut yang tepat dan positif, yaitu pertumbuh an dan tujuan hidup Kristen;
itulah sebabya ia menempatkan diantara kedua pokok yang lain.[27]
Penyebutan
tentang kematian dalam pasal 1 menunjukkan bahwa Petrus mempunyai wawasan
pandangan yang kekal. Penyebutan tentang nubuat (2 pet 1:21) menyiratkan masa
yang akan datang. Pasal yang kedua menguraikan secara terinci kesalahan dan
kemunduran yang akan terjadi. Pasl yang ketiga menjukan bahwa satu-satunya
harapan bagi masa depan terletak dalam pengatahuan yang benar tentang rencana
Allah, dan kesabaran dalam menantikannya.
Jemaat
dalam 2 Petrus mencerminkan campuran antara antara orang-orang Yahudi Kristen
dan orang-orang kafir yang bertobat. Dalam pasal 1 dan 2 mempunyai pararel yang
dekat, baik sastra kafir maupun satra Alkitab.[28]
Misalnya air bah pada zaman Nuh mencerminkan cerita dari Deukalion; jatuhnya
malaikat dari sorga (Kej 6) mencerminkan terlemparnya Titan kedalam tartarus (2
Pet 2:4). Perhatian pastoral semacam ini menyebabkan tradisi eskatologi
sama-sama dipahami, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi sperti
diisyaratkan oleh keadaan kota, dengan campuran etnis dan religius, dalam
dialog dengan budaya kafir sekitarnya dan sangat mencerminkan lamanya warisan
Jemaat.
Jadi
maksud dari 2 Petrus ialah mengingatkan dan menekankan lagi untuk meyakinkan
pembacanya tentang epigonis (pengetahuan yang sempurna) perihal kebenaran dalam
Yesus Kristus yang mendatangkan selamat. Dengan demikian imannya juga akan
dikuatkan hingga sanggup melawan ajaran sesat pada masa itu.
TENTANG PENGARUH BIDAT DIDALAM GEREJA ABAD PERTAMA
Kitab 2 Petrus adalah kitab
yang menjelaskan “Bidat” sebagai sentral utama dalam kitab ini. Dan harus kita
ingat bahwa karya Rasul Petrus ini selalu menyajikan tentang Yesus Kristuslah
Tuhan. Di Bab yang ke-II, kita sudah melihat betapa kontrasnya
pengaruh-pengaruh luar lewat budaya yang mempengaruhi keadaan Kekristenan di
abad pertama. Dengan demikian kita memperoleh dasar yang mantap untuk
menjelaskan pengaruh-pengaruh apa yang terjadi pada saat itu. Tetetapi sebelum
hal itu kita bahas kita harus mengetahui langkah-langkah dan syarat-syarat
ketentuan dalam Mengeksposisi materi yang penulis sajikan untuk pembaca.
Langkah-langkah
dan Syarat-syarat ialah landasan kita untuk mengekspos atau mengangkat keluar
apa saja yang terjadi pada saat itu. Karena mengeksposisi adalah bagian terpenting ini dalam karya Ilmiah ini.
Maka penulis akan menyajikan beberapa hal sebagai berikut.
1. Pengertian
Bidat
Pengertian Bidat ada
beberapa macam, secara umum dan secara biblika atau proses terbentuknya
pengertian bidat dalam PL maupun dalam PB. Memang untuk menanggapi apa bidat
dan bagaimana cara kerja bidat atau pengaruh apa yang dikerjakan kelompok bidat
yang ada sampai saat ini tidaklah mudah. Karena itu kita harus pastikan bahwa pengertian
bidat telah kita mengerti secara umum dimasyrakat Dunia bahkan dimasyarakat
yang kita pelajari dalam keilmuan akademik yang kita jalani sekarang yaitu
Teologi. Dalam teologi dan dalam masyarakat umum pengertian akan bidat kita
akan temukan begitu berbeda dengan apa yang kita pahami. Ada yang mengemukakan
bahwa bidat adalah salah satu organanisasi terkutuk, tetetapi ada yang
mengatakan bahwa bidat juga perlu ada agar iman seseorang dalam mencari
kepercayaann teruji dan kemurnian Imannya. Maka dari itu penulis menyadari
perbedaan-perbedaan pandangan ini akan begitu penting dalam kita memahami arti
bidat sebetulnya.
1.1. Pengertian
Bidat Secara Umum
Kamus
besar bahasa Indonesia pusat bahasa edisi ke-empat yang diterbitkan oleh
Departement Pendidikan Nasional mengemukakan kata bidat dengan kalimat demikian
yaitu; perbuatan atau cara yang tidak
pernah dikatakan oleh atau dicontohkan Rasulullah atau sahabatnya, kemudian
dilakukan seolah-olah menjadi ajaran Islam.[29]
Kamus besar bahasa Indonesia memang cenderung menggunakan contoh-contoh dari
agama mayoritas yang ada di Indonesia namun kita harus melihat bahwa memang
ajaran dari para bidat ini adalah penyebab dari penyimpangan pemahaman yang
akhirnya merusak umat dan membuat pemahaman orang percaya kabur dan menjadi
tidak lagi lurus dengan apa yang ada dengan foundamen yang telah dibangun
sedari awal.
Dalam
Kamus tesaurus Bahasa Indonesia yang dikarang oleh Eko Endarmoko mengatakan
bidah atau bidat adalah dusta, atau bohong.[30]
Bahasa indonesia sangat minim untuk menjelaskan arti bidat ini, tetetapi dengan
begitu kita bisa menyimpulkan bahwa memang ajaran yang mereka bawahkan itu
mempunyai tendensi merusak pemahaman umat. Kata dusta adalah kata yang
terbilang mempunyai artian yang tidak baik dikalangan orang Indonesia karena
konotasi dari kata ini bersifat negatif dan muatannya berbahaya dan dinilai
sebagai pekerjaan perusak dan merusak keadaan umat yang sedang bertumbuh dan
sementara berkembang dalam pengetahuan yang benar akan Firman Tuhan.
Etimologi dari kata bidat berasal dari dua
bahasa yaitu ‘sekte’ dan ‘bidah’. Sekte berasal dari bahasa latin
yang akar katanya dari “sequor” yang
artinya mengikuti dan juga digunakan kata “secare”
yang mempunyai arti memisahkan diri.[31]
Sedangkan Bidah berasal dari bahasa Arab yaitu yang berarti sesuatu ajaran atau
aliran yang menyimpang dari ajaran yang resmi, tetetapi tidak kita belum kita
ketahui apakah ajaran itu menyimpang atau sebaliknya, karena itu kita akan
mengetahui akan hal itu ketika kita sudah menelaah sedemikian rupa tetang
ajaran itu. jadi kita bisa tahu bahwa bahasa asli yang diserapan kedalam bahasa
Indonesia cukup memberi kita pemahaman yang benar akan arti bidat.
Definisi
diatas memberi informasi yang akurat untuk kita bisa mengerti akan bidat secara
benar. Tetetapi ada beberapa pertanyaan yang sering membingungkan kita. Yaitu
apakah jumlah umat lebih banyak dari jumlah bidat? Atau pertanyaan sebaliknya
yang sering dilayangkan. Dalam literatur atau situs-situs teologi yang penulis
pernah baca ternyata jumlah bidat lebih
banyak dari jumlah umat yang percaya kepada Tuhan. Dan kenyataan sampai saat
ini bidat lebih banyak dari pada umat Tuhan, maka dari itu tugas kita untuk
membasmi atau mengatasi akan bidat-bidat ini. Maka dari itu pengetahuan akan
firman Tuhan seharusnya makin kita perlengkap karena dengan demikian kita akan
menjadi lebih teguh dalam pendirian kita dan tetap berdiri dalam pengenalan
akan Firman Tuhan yang terus membuat kita tetap teguh dan lebih teguh sampai
berkesudahannya dunia kita tetap dalam kebenaran yang Yesus Kristus ajarkan.
1.2. Pengertian
Bidat Menurut PL Dan PB
Alkitab
adalah dasar kita berpijak untuk materi yang penulis sajikan kepada pembaca.
Terbaginya dua perjanjian yaitu perjanjian yang lama dan perjanjian yang baru
menguntungkan kita untuk memila pengaruh-pengaruh penyesat yang ada pada zaman
PL dan zaman PB. Karena itu penulis akan membagi dua penyesat sesuai dengan
pengertian masing-masing dalam kedua perjanjian tersebut.
1.2.1. Bidat dalam PL
Perjanjian Lama tidak menjelaskan
peran bidat dari segi eksternal umat Tuhan, melainkan lebih kepada internalnya.
Peran bida itu lahir dari kubu orang-orang Yahudi sendiri. Kitab 2 Petrus menjelaskan
satu contoh penyesatan yang dikerjakan oleh seorang Nabi palsu. Bileam adalah
nabi palsu yang pertama ada dalam Alkitab. Dalam Bil 22, menceritakan bahwa
bileam disewa Balak, Raja Moab untuk memusnakan kekuatan bangsa Israel dengan
kutukan-kutukannya. Balak bekerjasama dengan tokoh-tokoh Midian (Bil 22:4,7;
bnd Bil 31:16; Yos 13:22).Bileam adalah seseorang yang adalah mungkin menjadi
nabi yang benar tetapi juga menjadi penipu yang licik pada waktu yang lain,[32] (band
TB Yoh 11:49-52). Penulis Alkitab menceritakan ramalan Bileam itu dalam
bentuknya yang mungkin adalah demikian tanpa menghiraukan bahasa yang dia
gunakan. Jadi artinya nampak bahwa benar itu semua menujukan bidat dalam
perjanjian lama itu lahir dari dalam bukan dari luar. Nabi hosea pernah bilang
dalam kitab Hos 4:6, “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena
engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku;
dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.”
Kebenaran yang benar adalah kebenaran yang mutlak menyelamatakan jiwa dan
kebenaran yang benar akan menunjukan situasi yang lebih baik, karena kebenaran
selalu membuahkan hal-hal yang menguntungkan.
Bileam bukanlah satu-satunya orang
yang pernah menajadi penyesat dalam Perjanjian Lama. Dalam kisah Raja-raja
Israel ada yang sangat menyedikan dihadapan Tuhan yaitu, ketika
pemimpin-pemimpin tersebut tidaklah menganggap Tuhan yang menjadi satu-satunya
penyelamat mereka dan yang memimpin kehidupan mereka. Lebih tersesal lagi
adalah Raja-raja tersebut menggunakan hak Pregroratifnya untuk menyelewengkan
Firman Tuhan dan mengajarakan Umat kepada penyebahan berhala.
Raja Yerobeam adalah salah satu
raja yang mengadakan pertentangan dengan Tuhan lewat kepemimpinannya. Yerobeam Artinya
mungkin adalah ‘umat itu bertambah-tambah’ atau ‘semoga ia berperang bagi
umat’, maksudnya menentang penindasan Rehabeam I. Seorang Efraim, anak Nebat, yang
memberontak melawan Rehabeam dan menjadi raja Israel pertama (kurang 931-910
sM; 1Raj 11:26-15:20; 2Taw 10:2-13:20). Yerobeam nampaknya adalah tuan tanah
yang kaya (gibbor khayil, 1Raj 11:28), mampu memperlengkapi dirinya dan orang
lain untuk berperang, sekalipun ibunya janda. Salomo waktu membangun Milo,
melantik Yerobeam mengepalai para pekerja dari suku-suku utara. Praktik
penindasan oleh Salomo mendorong dia menggerakkan pemberontakan, yang
mengakibatkan dia dibuang ke Mesir sampai Salomo mati. LXX mencatat midras yang
tidak dapat dipercaya (sebagian berdasarkan pengalaman-pengalaman Hadad, 1Raj
11:14-22), yang mencoba melengkapkan laporan Alkitab tentang Yerobeam lari ke
Mesir. Persahabatannya dengan Sisak tidak lama, sebab serbuan Firaun merupakan
pukulan berat bagi Yehuda dan Israel.
Yerobeam ditimpa murka Allah,
karena ia mendirikan kuil-kuil di Dan dan di Betel untuk menandingi Bait Suci
Yerusalem, dengan tata ibadah baru dan dilayani oleh imam-imam non-Lewi.[33]
Tanggal Pesta Pondok Daun juga diubah (1 Raj 12:31-32). Patung lembu yang
demikian menjijikkan itu mungkin bukanlah menggambarkan Allah, tetapi hanya
merupakan tumpuan kaki yang dianggap tempat Yahweh yang tak kelihatan hadir
berdiri.. Kedua patung kepala lembu itu mengancam kemurnian agama sejati
Israel, karena menjurus kepada sinkretisme ibadah kepada Yahweh dan ibadah
kesuburan Baal, sehingga mengundang tempelak dari nabi (umpanya abdi Allah dari
Yehuda 1 Raj 13:1 dab; Ahia, 1 Raj 14:14-16). Naiknya Yerobeam menduduki takhta
kerajaan berdasarkan pilihan rakyat dan bukan atas hak keturunan, menjamin
sejak dari awal bahwa takhta Kerajaan Utara tidaklah mutlak warisan keturunan
raja. Ibadah kerajaannya menjadi pola keagamaan bagi semua penggantinya, yang
biasanya dinilai melestarikan dosa-dosanya (umpanya 1 Raj 16:26 dll).
Raja-raja keturunan dari Yerobeam
pun akhirnya menghasilkan keturunan yang tidak mencintai Allah. Dalam beberapa
literatur banyak nabi-nabi yang sudah mengingatkan penguasa-penguasa kerajaan
Utara tersebut. Nabi Yunus, bahkan sampai kepada salah satu nabi yang diizinkan
keluarganya nampak berantakan yaitu Nabi Hosea. Sampai-sampai nama dari
keturunan Nabi ini menandakan kekacauan yang ada pada waktu itu. Tidak ada lagi
kemurnian hati orang-orang Allah pada saat itu apalagi mereka yang berada pada
kepemimpinan Keturunan Yerobeam. Sekiranya pada saat itu mereka mendengar
nabi-nabi Allah yang datang menyampaikan nubuatan bagi mereka maka kemungkinan
murka Allah akan menjauh dari mereka.
Perjanjian
lama mengemukakan bahwa Bidat tampil dari dalam atau kata lain dari internal
Umat-umat Allah. Dan mereka yang berkuasa adalah salah satu faktor yang paling
menunjang pembidatan secara paksa ditengah-tengah umat dengan merubah pola
pikir Umat-umat Allah.
1.2.2. Bidat Dalam PB
Perjanjian lebih memeberi pengertian
yang lebih kongkrit dari Perjanjian Lama. Perjanjian Baru memakai kata ini
dalam arti ‘golongan’, atas dorongan kehendak sendiri atau semangat sektaris.[34] Tetapi
harus dicatat bahwa tidak satu pun dari golongan itu yang dalam keadaan lepas
dan terpisah dari lembaga induknya. Orang-orang Saduki (Kis 5:17) dan Farisi (Kis
15:5; 26:5) membentuk sektenya di dalam aliran Yudaisme; dan dilihat dari
pandangan orang luar, kata itu juga dipakai untuk agama Kristen (Kis 24:5,14;
28:22). Ketika golongan-golongan muncul di dalam gereja, mereka disebut ‘bidat’
(1 Kor 11:19, di mana Paulus nampaknya berkata bahwa, walaupun tidak
dikehendaki, sekurang-kurangnya mereka ini memberikan kejelasan siapa orang
Kristen yang benar). Perpecahan ini dilihat sebagai perbuatan daging (Gal 5:20),
dan terutama sebagai kekalahan kasih, sehingga seorang bidat, yaitu seseorang yang
dengan keras kepala memilih untuk membentuk atau mengikuti kumpulannya sendiri,
ditolak sesudah dua kali ditegur (Tit 3:10).
Penulis sudah menjelaskan diawal apa kata
bidat. Pengertian Bidat begitu banyak, ada yang mengukanan istilah sekte yang
artinya adalah sekelompok orang yang mempunyai kepercayaan atau pandangan agama
yang sama, yang berbeda dari pandangan agama yang lebih lazim diterima oleh
para penganut agama. Ada yang mengunakan kata golongan yang membuat perpecahan dalam jemaat. Kata ‘bidat’ dalam
pengertian modern mengenai kekeliruan secara doktrin tercatat dalam 2 Pet 2:1,
termasuk dalamnya penyangkalan akan Juruselamat. Di antara bidat yang mula-mula
disebut dalam PB, dua paling menonjol, yaitu aliran Gnostik tipe Yahudi (Kol
2:8-23) dan aliran Dosetisme (1 Yoh 4:2,3; 2 Yoh 1:7).
Karena kepenulisan ini akan mebahas
bidat yang ada pada abad pertama dan berfokus kepada Surat 2 Petrus yang
terdapat pada PB, maka dari itu kita tidak akan terlalu banyak untuk membahas
golongan-golongan yang ada. Mengapa demikian? Karena dalam bagian berikutnya
kita akan mengenali hal-hal yang sangat bertentangan dengan Iman Kristen yang
sudah bertumbuh dan sudah menjadi dasar yang teguh dalam jemaat Kristen, namun
orang percaya tetap tidak lupt dengan penyiksaan yang luar biasa karena
perlakuan bidat tersebut.
BIDAT-BIDAT
DI ABAD PERTAMA DAN YANG ADA PADA TULISAN SURAT 2 PETRUS
Penulis
mempelajari bahwa di abad pertama tersebut tidak hanya satu golongan bidat yang
menyerang orang percaya. Diawal tulisan ini penulis menjelaskan bahwa pencobaan
adalah satu sarana ujian iman, tantangan hidup yang harus dihadapai. Tuhan
Yesus menjelasakan dalam injil Tulisan Markus yang juga buah pikiran dari
Petrus yang sudah dilhami Roh Kudus untuk menuliskan Markus 13:22; Sebab
Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan
tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan
orang-orang pilihan. Ayat ini menjelaskan bahwa keadaan penyesat adalah suatu
tanda perlawanan besar dalam kita beriman kepada Yesus Kristus. Maka dari itu
penulis sudah merangkum beberapa kelompok bidat tumbuh dan berkembang didunia
abad pertama.
1. Paham
Gnostik
Di akhir abad pertama, akhir dimana masa
rasul-rasul, muncul bidat yang sangat membahayakan isi iman kristen pada zaman
itu, dan juga membahayakan iman orang-orang Kristen diabad-abad selanjutnya.
Bida ini dikenal dengan sebutan nama Gnostisisme. Untuk menentang ajaran ini,
Rasul Petrus sebagai rasul yang hidup diakhir abad-abad pertama mengemukakan
pendapatnya dalam tulisannya di Injil Markus, Surat 2 Petrus, dan bukan Cuma
rasul petrus yang mengemukakan sikap menentang Pengaruh ini. Rasul yohanes dalam
surat tulisanya. Dalam 1 Yoh 2:1-23, Yohanes sangat menunjukan sikap menentang
ajaran ini karena merusak keadaan Umat Tuhan yang sementara dalam pertumbuhan
kualitas dan juga kuantitas.
Istilah Gnostik berasal
dari kata Yunani yaitu “Gnostis” yang mempunyai artian Pengetahuan, penerangan,
adakalahnya diartikan dengan bahasa Ilmu pengetahuan. Pengaruh ini bermula dari
Yudea dan disebar-luasakan oleh orang Yahudi kedunia orang non-yahudi. Yang
mempopulerkan paham gnostik adalah golongan aleksandria yang dipimpin oleh
seorang cendikiawanYahudi yang bernama Philo Judeas dan bersama tiga orang
muridnya yang bernama cerinthus, basilidas, dan valentinus.[35]
Ajaran Gnostik ini
bersumber dari percampuran antara agama timur. Adapun percampuran agama-agama
tersebut, yaitu agama Mesir yang menyembah Dewi Isis dan dewa Osiris, agama
Siria yang menyembah Dewa Baal, agama Persia yang menyembah Dewa Mitras dan
Agama Asia yang menyembah dewi kibele; dan filsafat Plato tentang dunia “idea”
dan ditambah lagi dengan konsep pemikiran tentang keselamatan dari agama
Kristen. Denga demikian wujud Gnotisisme pada hakikatnya adalah sinkritisme
yang dualistis panteistis.[36]
Dasar dari gnostik ini
adalah paham yang berdasarkan dualisme. Mereka membagi kosmos ini menjadi dua
bagian. Pertama adalah bagian dunia rohani (yang tidak nampak) dan kedua adalah
bagain yang materi (yang nampak). Dunia rohani adalah dunia yang baik dan
sempurna, tempat terakhir dari kehidupan manusia. Dunia materi adalah dunia
yang jahat dan sangat hina. Dunia materi inilah yang mengikat dan menghalangi
manusia untuk mencapai kebahagian dan kesempurnaan hidup. Sebab itu, jika
seseorang mau diselamatkan untuk mencapai dunia Rohani yang baik dan sempurna,
maka perlulah ia melepaskan diri dari dunia materi ini. Cara dan alat untuk
melepaskan diri dari ikatan hanya ada satu, yaitu: gnosis (pengetahuan).
Gnosis adalah suatu hikmat tinggi yang bersifat rahasia dan
merupakan whyu Allah yang khusus. Tidak sembarang orang boleh mendapat
“Pengetahuan” ini, melainkan hanya orang yang disayangi dan memperoleh rahmat
Allah. Dengan pengetahuan (Gnosis) yang dimiliki ini, barulah orang dapat
melawan godaan dari dunia materi dan menuntut kehidupan askese, yaitu hidup
bertarak, menahan diri, mematikan hawa nafsu dan juga hidup menyiksa diri.
Dengan demikian, jelas Gnostisisme adalah bentuk lain dari bidat Askestisme.
Mereka mebagi manusia menjadi tiga bagian; 1) Pneumatokhoi (roh), 2) Psychikoi
(jiwa), 3) Sarkikoi (tubuh). Orang yang bersifat tubuh (dunia) tidak akan
memperoleh keselamatan, hanyalah mereka yang bersifat Rohani diselamatkan,
karena mereka memiliki “pengetahuan” sedangkan orang yang bersifat jiwani,
hanya memiliki pengharapan untuk diselamatkan.
Orang-orang
Gnostik mengakui Allah yang mahatinggi yang disebbtu dengan sophia (hikmat).
Allah yang maha tinggi ini menguasai dunia yang maha terang, tetetapi tidak
mempunyai sangkut-paut dengan dunia materi. Allah ini bukanlah Allah yang
terdapat dalam perjanjian Lama, tetetapi Allah lebih tinggi dan agung dari
Allah yang disebut dalam perjanjian Lama. Allah pencipta dalam perjanjian Lama
dikenal dengan sebutan “Demiurgos” (Pencipta dunia).[37]
Ia sang pencipta dunia yang jahat ini. Mereka mengakui Yesus sebagai pernyataan
dari whyu Allah yang maha tinggi, tetetapi menolak Yesus sebagai Kalam Menjadi
Manusia. Karena anggapan mereka bahwa dunia inijahat, sebab itu kehadiran Yesus
dalam dunia hanya merupakan khayalan saja, bukan benar-benar menjadi manusia
sejati. Dengan kata lain, mereka hanya mengakui Yesus sebagai isi dari iman
kepercayaan mereka, tetetapi buka Yesus dalam Sejarah. Kesalaha yang dilakukan
adalah mereka mau menyesuaikan ajaran Alkitab dengan teori mereka, sehingga
menafsir Alkitab secara Alegoridengan tanpa mengenal batas.
2. Paham
Sinisme
Sinisme adalah ajaran yang timbul dan
tumbuh berdasarkan ajaran Socrates. Ajaran Socrates adalah ajaran yang menetang
para Sofis. Ia membela yang baik dan membela yang benar sebagai nilai-nilai
obyektif yang harus diterima dan di junjung tinggi oleh semua orang. Dalam
sejarah manusia, socrates merupakan contoh istimewa selaku filsuf yang jujur
serta berani. Sebenarnya ia tidak memiliki sebuah ajaran yang sistematis.
Keaktifannya, demikian katanya sendiri, dapat dibandingkan dengan pekerjaan
seorang bidan. Tetetapi dia tidan menjadi bidan yang membatu oorang bersalin,
tetetapi membidani jiwa-jiwa.[38]
Denga tidak pandang bulu dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siapa saja
yang ia temui dijalan, supaya ditampilkan
pengethuan yang benar dan yang baik yang terkandung dalam batin para warga
Athena pada saat itu.
Sinisme lahir dari ajaran Socrates,
maka tidak salah lagi paham ini mengajarkan bahwa orang dengan kebutuhan yang
sederhanaakan bertahan dalam keadaan yang sangat mengecewakan mereka mempunyai
keinginan yang berlebihan. Para penganut sinisme menganggap bahwa kejujuran
(moral) yang sempurna ialah tidak mempunyai keinginan sama sekali. Untuk
memerdekaan diri dari semua keinginan mereka berusaha untuk menghilangkan
keinginan. Mereka membuang semua norma dan kebiasaan dan menjadi seorang
induvidualis sejati.
Penganut sinisme sering
berlaku urakan dan tidak senonoh hanya
untuk menunjukan bahwa mereka “lain”. Mungkin kecaman socrates pada Antithenes,
pendiri sinisme, adalah suatu analisa yang paling mengena yang pernah dibuat
orang mengenai selurih gerakan ini. Ungkapannya seperti demikian; “Aku dapat
melihat keangkuhanmu,” katnya, “melalui lubang-lubang pada jubahmu.”
Sinisme
adalah salah satu kelompok yang menyatakn diri mereka adalah kelompok paling
benar dari semua kelompok yang ada. Merusak gereja dengan pandangan mereka dan
memasukan sebuah ajaran yang menentang kemerosotan moral, tetetapi tidak mau
mencari kebenaran dibalik semua kebenaran yang ada pada Dunia ini. Menyatakan
diri antikristus juga menentang Filosofi-filosofi yang sudah ada bebera abad
sebelum adanya gerakan ini.
3. Paham
Anti-resureksionisme
Bidat ini sudah mulai berkembang
dan mengembangkan sayapnya pada pertengahan abad pertama. Karena bidat ini
sudah ada sebelum surat Rasul Petrus dituliskan maka, bidat ini adalah bidat
yang sudah populer ditelingah para jemaat Tuhan. Anti-resureksionisme ini
mempunyai arti tidak percaya dengan adanya kebangkitan Yesus Kristus, karena
paham ini didasari oleh ketidak percayaan akan kebangkitan Manusia. Paham ini
datang bukan dari orang luar Israel tetetapi adalah partai polotik yang cukup
ambil andil dalam bagian politik bangsa Israel. Mereka adalah kaum Saduki yang
adalah salah satu orang yang dipandang baik dalam orang Israel sendiri.
Nama dan asal usul golongan Saduki
juga diperdebatkan.[39]
Nama itu pernah dikatakan berasal dari Zadok, atau yang sezaman dengan Salomo yang
keturunannya dipandang sebagai garis keimaman murni ( Yeh 44:15 dab; Yeh 48:11)
atau seorang yang diduga pendiri atau pemimpin mula-mula golongan itu
(pernyataan dlm Aboth of Rabbi Nathan 5 bahwa Antigonos dari Soko mempunyai dua
murid, Zadok dan Boethus, yang terjerumus ke dlm penyesatan, mungkin sekali
tidak mempunyai dasar historis). Tetapi keluarga imam besar Hasmonean yang
sedang memerintah bukanlah kaum Zadok (1 Makabe 2:1; 14:29), dan ‘d’ ganda baik
dalam bentuk Ibrani maupun Yunani pada nama itu sulit diberi keterangan jika
nama itu dijabarkan dari Zadok. T. W Manson menyarankan suatu jabaran dari
Yunani syndikoi, ‘pengawas fiskal’ (’ d’ ganda itu dijelaskan sebagai akibat
dari asimilasi ‘n’). Hubungannya dengan kata tsaddiq, ‘benar’, mungkin
merupakan persamaan huruf hidup berdasarkan bunyi.
Empat macam teori mengenai asal
usul golongan Saduki dengan ringkas digambarkan sebagai berikut. M. H Segal,
mengikuti Wellhausen, berpikir bahwa mereka terutama suatu partai politik,
berasal dari kaum Helenis Yahudi. G. H Box, mengikuti Geiger, berpendapat bahwa
mereka adalah partai agama, dan bahwa beberapa dari ahli Taurat di dalam
Kitab-kitab Injil adalah ahli kitab Saduki. L Finkelstein berpendapat, bahwa
mereka dulunya adalah suatu badan ningrat pedesaan, sebagai lawan bagi Farisi yang
urban. T. W Manson beranggapan, bahwa mereka pada mulanya pejabat-pejabat’negara
(lih di atas). Dalam ihwal tingkah laku kaum Saduki agak tidak berbudi. Kasar
terhadap bangsawan seperti terhadap orang asing. Dan mereka menganggap
kebajikan bila berdebat dengan guru-guru mereka. Mereka tidak mempunyai pengikut
di kalangan rakyat, melainkan terbatas pada kaum kaya. Mereka lebih keras dalam
penghakiman ketimbang Yahudi lainnya. Banyak, tetapi tidak semua, dari para
imam berasal Saduki; namun hampir semua orang Saduki ternyata menjadi imam,
terutama keluarga-keluarga imam yang amat berkuasa. Di kalangan kaum Hasmonean yang
mula-mula, beberapa orang Saduki memegang jabatan di gerousia (’ senat’ atau
Sanhedrin).
Yohanes Hirkanus, yang merasa
dihina oleh desakan Eliazar, anggota perutusan Farisi, supaya mengundurkan diri
dari jabatan imam agung yang dipegangnya, beralih pihak dari Farisi kepada
Saduki. Kaum Saduki menikmati dukungan para penguasa Hasmonean sampai masa
pemerintahan Salome Aleksandra (76-67 sM), yang lebih menyukai kaum Farisi. Di
bawah Herodes dan orang Romawi kaum Saduki menguasai Sanhedrin. Partai itu
surut bersamaan dengan penghancuran Bait Allah pada thn 70. Bahkan Yosefus
mengatakan, bahwa ketika masih berkuasa, kaum Saduki karena takut terhadap
rakyat, terpaksa bekerja sama dengan kaum Farisi.
Dalam agama kaum Saduki ditandai
oleh konservatisme mereka. Mereka menyangkal keberlakuan yang mantap dari apa
pun kecuali hukum-hukum tertulis dari Pentateukh. Mereka menolak ajaran-ajaran yang
kemudian tentang jiwa dan kehidupan sesudah kematian, kebangkitan, pahala dan
imbalan, malaikat dan setan-setan. Mereka percaya bahwa nasib tidak ada, karena
manusia memiliki pilihan bebas tentang baik dan jahat; kemakmuran dan nasib
malang merupakan hasil dari perbuatan sendiri.
Anti atau untuk melawan bidat ini, rasul
Paulus khusus menulis 1 Kor 15 untuk memberi apologi tentang kebangkitan dan
arti dari kebangkitan. Sebab itu dengan agak emosional ia mengatakan “sebab
jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
Dan jika (Misalnya) Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sialah keperecayaan
kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang
yang mati dalam Kristus. Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaru harapan
pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala
manusia.” (1 kor 15:17-19). Ayat ini sengajah dituliskan oleh rasul Paulus
untuk menentang akan ajaran ini. Karena mereka adalah racun bagi orang-orang
percaya pada saat itu. Mengajarakan ketidakpercayaan akan kebangkitan maka ini
sama saja tidak mengakui akan kebangkitan dari Yesus Kristus, padahal dalam
dogma orang percaya dari abad pertama sampai sekarang, keselamatan datang dari
kebangkitan kematian Yesus Kristus dan pembuktian bahwa Yesus adalah Tuhan.
Di
Asia juga ada yang menyebarkan ajaran sesat ini. Dalam suratnya kepada
Timotius, Paulus menyinggung dua nama yang disebut sebagai penyebar ajaran
sesat itu. Paulus mengatakan, “ perkataan mereka menjalar seperti penyakit
kanker. Diantaranya mereka termasuk Himenius dan Filetus, yang menyimpang dari
kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan
dengan demikian merusak iman sebagian orang.” (2 tim 2:17). Tanggapan yang
diberi rasul Paulus sangat besar artinya bagi gereja mula-mula, karena kebenaran
tentang kebangkitan adalah inti dari iman Kristen. Jika inti iman ini
dihancurkan, ibarat banguna yang dihancurkan dasarnya, dan sudah pasti kita
mengetahui bagaimana kehancuran yang terjadi manakala dasar bangunan tersebut
dihancurkan.
4. Paham
Nomianisme
Nomianisme adalah bidat yang
pertama-tama muncul dalam sejarah gereja. Bidat ini muncul tatkala Paulus dan
Barnabas berada di Anthiokhia, Siria. Bidat yang dianuut oleh orang-orang
Kristen Yahudi ini berpendapat bahwa jika seseorang mau diselamatkan, khususnya
orang kafir haruslah disunat, menerima hukum taurat, dan masuk menjadi penganut
agama Yahudi. Mereka tidak menyangkal keselamatan berdasarkan anugerah dan iman
tetetapi dianggap belum cukup dan perlu ditambah dengan melakukan hukum taurat.
Orang-orang Yahudi mempunyai pandangan demikian, mungkin disebabkan agama
Yahudi yang menjadi keyakinan sebelum menjadi Kristen tealah mendarah daging
dalam dirinya, sehingga pengaruh agama Yahudi, baik secara sadar maupun tidak
tetap dominan dalam kehidupan keagamaan mereka.
Tuhan Yesus memberi makna
keselamatan hanya oleh percaya kepada-Nya. Disamping itu, keselamatan didalam
Yesus hanya dengan anugerah dan iman bagi mereka itu dinilai terlalu mudah dan
murah, tetetapi didalam agama mereka sebelumnya demikian sulitnya; sehingga
timbul kesan akuratnya keselamatan hanya berdasarkan anugerah dan iman, sebab
itulah perlu ditambah dengan melaksanakan hukum taurat. Munculnya ajaran ini
menimbulkan keresahan didalam tubuh jemaat Tuhan yang relatif masih berusia
muda. Pimpinsn gereja yang berada di Yerusalem menganggap masalah ini akan
menjadi serius, jika tidak ditanggulangi sedini mungkin.[40]
Oleh karena itu, dalam sejarah untuk pertaman kalinya gereja menyelenggarakan
konsili atau konferensi atau lebih akrab lagi dengan persidangan sinode dengan
tujuan mengambik tempat di Yerusalem. Disini pula untuk pertma kalinya
teolog-teolog Kristen mengadakan perdebatan tentang teologi Kristen yang
kemudian mengahasilkan doktrin Kristen ortodoks atau ortodoksisme.
Konferensi yang diadakan akhirnya
menghasilkan keputusan yang kemudian dibacakan oleh rasul Petrus dengan
penjelasan, “ Sesudah beberapa waktu
lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan
berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak
semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku
bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. Dan Allah, yang
mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka,
sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita,
dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka,
sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. Kalau demikian, mengapa kamu mau
mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang
tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?
Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita
akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga." (Kis 15:7-11).
Hasil
sidang dari beberapa penjelasan diatas akan paham nomianisme, penulis
menyimpulkan bahwa keselamatan yang Yesus kerjakan memang benar berdasarkan
anugerah dan kasih-Nya akan dunia yang penuh dosa sehingga Ia berikan nyawa-Nya
kepada dunia. Ini bukti bahwa keselamatan yang kita peroleh ketika kita percaya
kepada Kristus Yesus telah dikerjakan oleh Yesus sendiri dikayu salib.
Mungkinkah keselamatan yang kita peroleh itu berdasarkan usaha kita? Satu hal
yang harus kita ketahui. Usaha kita bukanlah sesuatu yang akan menyelamatkan
kita tetetapi karena Yesus sendiri yang menyelamatkan kita.
PENGARUH BIDAT DI PASAL 2 PETRUS 2:1-3
PENGARUH BIDAT DI PASAL 2 PETRUS 2:1-3
Pengaruh
yang timbul akibat dari ajaran Bidat nampak jelas membuyarkan pengetahuan Iman
Kristen. Sehingga ada yang tidak lagi mengetahui akan ajaran Kristen
sebenarnya. Dalam sesi kuliah Dogmatika, Pendiri selaku Pimipinan harian STTS
Salatiga Bpk. G.A. Pandjaitan, M.Th, beliau mengemukakan sbb ; Banyak dari kita
mengaku penganut Agama Kristen, tetetapi kita tidak mengerti apa itu Kristen,
bisa jadi ketika kita menyampaikan Firman bukan lagi Alkitab yang kita
jelaskan, Kita sampaikan Yesus tetetapi bukan Yesus yang di Alkitab yang kita
Jelaskan, bukan lagi Firman Tuhan yang perdengarkan.”[41]
Penulis mengingatkan kepada pembaca bahwa beberapa hal yang akan diterang
penulis selanjutnya adalah pembuktian bahayanya pengaruh dari bidat-bidat di
abad pertama dalam perkembangan Kekristenan yang masih belum begitu kuat dan
teguh.
1. Pemahaman
yang salah akan panggilan Allah
Bidat pada Abad pertama
mempunyai cara kerja yang begitu apik. Bukan hanya itu mereka begitu
teroragnisir dalam membangun strategi untuk menhacurkan kubuh Ajaran
Rasul-rasul. Apalagi latar belakang dari beberapa Rasul-rasul tidaklah begitu
baik dalam pandangan orang Yahudi, maka dari itu mereka menyerang pemahaman
orang-orang Kristen. Panggilan Allah adalah mutlak untuk orang Yahudi bukan
orang-orang diluar Yahudi. Inilah satu penyebab perpecahan dari orang-orang
Yahudi Kristen.
Rasul-rasul menjelaskan
bahwa keselematan sudah dikerjakan oleh Kristus Yesus. Tetetapi para bidat
menjelaskan, bagaimana mungkin seorang manusia yang hidup didunia ini disebut Tuhan, apakah Tuhan bisa menjadi
Manusia, agar supaya menyelamatkan Manusia? Belum lagi kata-kata hujatan yang
begitu mereka layangkan kepada orang-orang Kristen, bahwa bagaimana mungkin
kita selamat tanpa berbuat baik sementara kita ini masih hidup didunia maka
dari itu kita harus melakukan Dengan baik Hukum Taurat Tuhan, dan tanpa hukum
Taurat maka kita akan tetap disebutkan kafir dan lebih dari itu mereka menekan
orang-orang Kristen untuk kembali kepada ajaran-ajaran Keyahudian mereka.
Surat 2 Petrus
menerangkan akan pentingnya panggilan Allah dalam hidup kita ini. Orang-orang
Kristen yang berada di Asia Kecil bukanlah orang-orang yang berlatar belakang
orang yang bodoh, kurang mampu, dan kurang memberi perhatian terhadapa ajaran
Rasul-rasul. Mereka begitu memberi perhatian akan ajaran Rasul Paulus, Petrus,
Yohanes dan juga penerus dari Rasul-rasul tersebut. Tetetapi seperti yang sudah
dijelaskan bahwa bidat-bidat yang hadir bukan saja dari golongan Yahudi,
melainkan juga golongan Yunani yang mendorong untuk kekbali kepada
ajaran-ajaran agama mereka sebelumnya.
Kita telah memahami apa yang
diajarkan oleh para Rasul dan perjuangan mereka dalam menyebarkan Injil
kebenaran. Didalam 2 petrus 1:3-4, Petrus menekankan bahwa seharusnya kita
tidak buyar oleh panggilan Tuhan kepada kita untuk menerima Janji-Janji Tuhan
lewat Anugerah Tuhan. Kita telah diselamatkan Yesus Kristus lewat karya
salibnya, maka dari itu perlunya kita memahami akan panggilan Ilahi yang
mendorong kita kepada Panggilan Allah yang Kodrati terhadap orang Percaya.
Pemahaman orang-orang Kristen harus dibenahi
terlebih dahulu oleh surat 2 Petrus. Ini disebabkan oleh karena telah terkontaminasinya orang-orang percaya
dalam memahami panggilan Tuhan. Maka dari itu Rasul Petrus kembali menerangkan
akan maksud dan tujuan Kristus menyelamatkan orang-orang Percaya pada waktu
itu. Agar supaya mereka mampu memahami akan arti dari panggilan Tuhan untuk
benar-benar sepenuhnya dalam memahami Panggilan Tuhan dalam Yesus Kristus.
2. Kesalahan
dalam memahami Umat Pilihan Allah
Bidat mengajarkan bahwa
Umat pilihan Allah hanya diperuntukan kepada orang Yahudi. Tidak ada bangsa dan
Umat pilihan Allah selain orang-orang Israel. Orang Israel yang layak menerima
janji-janji Tuhan. Kepercayaan ini sejak semula diklaim oleh orang Yahudi,
karena mereka percaya bahwa umat pilihan Allah muncul dari keturunan
Abraham,Ishak,dan Yakub, selain dari pada itu tidak ada satu bangsa atau
bangsa-bangsa lain selain Israel akan memperoleh janji-janji barkat dari Allah
yang sama orang kristen percaya.
Tuhan Yesus mengajarkan
kepada umat, siapa yang percaya kepada Dia pasti memperoleh janji-janji Allah
Israel. Statmen ini bagi orang Yahudi adalah suatu bentuk hujatan kepada Allah
Israel karena mereka percaya bahwa tidak ada Allah lain di dunia ini selain
Allah yang mereka sembah dan percayai. Apalagi informasi yang mereka dapat dari
sejumlah orang tentang Yesus menyatakan bahwa Yesus datang dari daerah Nazaret.
Nazaret dikenal dengan daerah yang terlalu kolot untuk pengetahuan budaya
bahkan dalam politik. Ini disebabkan karena geografis kota Nazaret yang terlalu
terpencil dari pusat ibu kota Israel yaitu Yerusalem. Mereka lupa bahwa itu
bagian dari nubuatan Allah bagi mereka sendiri.
Yesus datang ke dunia
untuk menyelamatkan setiap orang percaya kepada Dia. Kebenaran ini harus kita
pertahankan karena inilah prinsip bahkan menjadi filosofi hidup orang yang percaya
kepada Yesus Kristus. Umat pilihan Allah memang dari awal diperuntukan bagi
orang Israel. Tetetapi dalam surat 2 Petrus 1 : 5-8, Rasul Petrus menekankan
bahwa sebagai umat pilihan Allah kita harus mengerti sampai betul-betul kita
mengenal Allah yang kita sembah itu. Bandingkan dengan 1 Petrus 2 : 9-10; “Tetetapi
kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat
kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang
besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu
bukan umat Allah, tetetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu
tidak dikasihani tetetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.
Rasul
Petrus dalam suratnya yang pertama sudah menekankan akan arti dari umat pilihan
Allah. Jadi, semestinya sebagai orang percaya kita harus mempunyai pengetahuan
yang benar, dalam ketekunan kita, bahkan pengiringan kita harus memiliki iman
yang benar sehingga kita mengimani bahwa kita inilah umat yang sudah dipilih
dan kitalah juga layak untuk menerima berkat dari Tuhan bahkan disebut juga
keturunan Abraham walaupun kita tidak sepenuhnya mempunyai darah dari bangsa
Israel tulen, tetetapi lewat kepercayaan kita kepada Yesus Kristus kita memperoleh
gelar yang sama yang disebut umat pilihan Allah.
3. Keragu-raguan
terhadap kemesiasan Yesus Kristus
Bangsa Israel adalah bangsa yang
menganut paham teokrasi. Bagi mereka paham ini adalah dasar paham politik
mereka, semenjak mereka mendesak Nabi-nabi Allah yang adalah saluran perintah
Allah untuk mengangkat seorang pemimpin yang mampu memimpin mereka secara kasat
mata. Dalam sejarah Alkitab menjelaskan bahwa hanya satu dari sekian raja-raja
diseluruh tanah Israel hanya Daud-lah yang dikenang sebagai raja Israel.
Setelah Daud tidak lagi memimpin, banyak polemik yang terjadi dalam politik
bangsa Israel antara lain, mereka harus menjalani kehidupan dipembuangan di
Babel selama 70 tahun.
Bangsa Israel merupakan bangsa yang
tegar tengkuk. Ketegartengkukan mereka yang mengakibatkan Tuhan harus menghukum
mereka, tetetapi Tuhan tidak serta-merta meninggalkan mereka. Bangsa Israel
mempunyai satu kepercayaan bahwa Allah akan menepati janji-Nya untuk mengirim
satu utusan yang mereka tahu sebagai penyelamat mereka. Bagi mereka, penyelamat
disebut sebagai Mesias. Mereka percaya Mesias inilah yang akan menyelamatkan
mereka dalam segi kehidupan mereka (secara jasmani dan rohani bahkan politik).
Beberapa ratus tahun kemudian,
setelah pembuangan mereka kembali dijajah oleh bangsa Romawi. Kemungkinan besar
mereka kembali teraniaya sesaat penjajahan itu. bangsa Israel semakin terpuruk,
para Iman yang memimpin agama Yahudi pada saat itu tidak lagi mencerminkan
pemimpin rohani yang baik, pemimpin-pemimpin rohani pada saat itu lebih cenderung
memikirkan hal yang bersifat materi dari pada yang rohani. Inilah yang
menyebabkan kemerosotan bangsa Israel dalam kerohanian mereka. Tetetapi satu
hal yang mereka percaya bahwa Allah tetap berjanji untuk mengutus Mesias kepada
mereka.
Tuhan Yesus Kristus adalah Mesias
yang Allah utus sendiri untuk menyelamatkan bangsa Israel. Pengakuan Yesus
sebagai Mesias inilah yang menyebabkan banyak tokoh-tokoh agama Yahudi kurang
menyetujui, karena pengakuan Yesus yang dinilai kontroversial. Bagi mereka Yesus
hanyalah manusia biasa, sama dengan orang Israel pada umumnya. Hanya saja,
Yesus mempunyai karunia khusus yang diberikan oleh Allah untuk membentuk moral,
kerohanian, dan mengembalikan pengenalan yang benar kepada Allah. Tetetapi,
karena Yesus mengakui Dia Tuhan, bagi pemimpin agama ini adalah suatu hujatan
kepada Allah yang Maha Tinggi.
Rasul
Petrus dalam suratnya yang kedua menekankan Yesus-lah Mesias sesungguhnya (2
Petrus 1:17). Jemaat di Asia kecil hampir-hampir terkontaminasi dengan
pengajaran bidat yang menyatakan bahwa Yesus bukanlah Mesias. Dengan surat
Rasul Petrus yang kedua ini tidak bisa lagi kita pungkiri bahwa Yesuslah Mesias
yang Tuhan janjikan itu. Kalau bukan Yesus, mengapa iman yang Dia ajarkan masih
berkembang bahkan bertumbuh dari masa ke masa sampai detik ini Kekristenan
tak pernah padam. Satu penekanan yang
penulis mau sampaikan bahwa harus kita mengerti, pengorbanan Yesus dikayu salib
adalah puncak dari pembuktian Kemesiasan Yesus.
4. Paham
yang salah akan kedatangan Tuhan yang kedua kali
Ajaran Alkitab
tentang eskatologi (ajaran tentang Akhir Zaman) tidak hanya mempedulikan nasib
orang secara perseorangan, tetapi juga sejarah manusia. Menurut Alkitab, Allah
tidak hanya menyatakan diriNya melalui orang-orang yang mendapat ilham, tetapi
juga dalam dan melalui peristiwa-peristiwa yang membebaskan umat-Nya (bh Jerman
Heilsgeschichte), dan peristiwa yang terpenting dari semuanya ialah kedatangan
AnakNya Yesus Kristus. Selanjutnya, isi dari penyataan ini tidak terbatas pada
kebenaran-kebenaran mengenai sifat dan tujuan Allah, tetapi mencakup juga
tindakan-tindakan pelepasan umat-Nya dan firman yang diilhamkan yang
menafsirkan makna tindakan-tindakan tersebut. Karena Allah ialah Tuhan atas
segala peristiwa sejarah, maka penggenapan dari karya pelepasan oleh Allah
mencakup juga pelepasan manusia dari sejarah, artinya, perubahan tata tertib
dunia ini menjadi suatu dunia yang baru.
Dalam inkarnasi Yesus Kristus PB melihat sebagian pengharapan PL telah
digenapi, dan dalam kedatangan-Nya yang kedua kali kelak penggenapan seutuhnya
pengharapan itu. Apa yang menurut pengharapan PL akan terjadi dalam satu
‘Hari’, menurut PB digenapi dalam dua hari. Penggenapan pendahuluan dan
penggenapan purna adalah dua bagian dari hanya satu pekerjaan pelepasan. Walaupun
nada penggenapan sudah berkali-kali dicanangkan dalam PB ( Luk 4:18-21; 10:23-24; Mat
11:4-5; 13:16-17) namun penggenapan purna itu masih pada masa datang.
Justru pekerjaan Yesus pada kedatangan-Nya yang pertama berciri akhir zaman,
dan berkat-berkat yang dikaruniakan-Nya ialah berkat yang berciri akhir zaman.
Dalam PB ada unsur akhir zaman yang sudah menjadi nyata (Inggris ‘realized
eschatology’).
Hidup, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus memulai penggenapan zaman
Mesias, walaupun dalam bentuk yang belum pernah diharapkan. Menurut Ibr
1:2 ‘zaman akhir’ sudah di sini sekarang, yaitu hari-hari yang akan
melihat berdirinya Kerajaan Allah ( Yes
2:2-4; Hos 3:5), sudah disini sekarang ( Ibr 1:2). Janji tentang pencurahan
Roh Kudus yang akan terjadi pada akhir zaman (Ibr 12:28; Yeh 36:27) sekarang sudah terjadi ( Kis 2:16-17). Tetapi, zaman yang akan
datang masih tetap dianggap sebagai saat menerima hidup yang kekal ( Mr 10:30), dan di seluruh PB Kerajaan
Allah tetap merupakan pokok pengharapan (mis Mat 12:32; Luk
20:35; Yoh 12:25; Ef 1:21), walaupun
kekuasaannya dalam batas tertentu dapat dialami kini ( Ibr 6:5). Hari penggenapan purna harus datang untuk membawa
kepenuhan berkat-berkat akhir zaman yang kini dikecap baru sebagian. Jadi
peristiwa-peristiwa yang menyertai kedatangan Yesus yang kedua kali tidaklah
mengantarkan berkat yang sama sekali baru. Apa yang dikerjakan Yesus pada saat
kematian dan kebangkitan-Nya akan digenapi tuntas seutuhnya pada saat Ia datang
kelak dalam kemuliaan.
Saat penggenapan pendahuluan sudah terjadi dalam dunia lama. Justru kita
hidup dalam ketegangan dan persengketaan antara dua zaman. ‘Anak-anak Kerajaan’
( Mat 13:38) masih hidup dalam
‘dunia jahat’ ( Gal 1:4) yang
mengalami kegelapan, kefanaan dan kuasa Iblis ( Ef 2:2-3). Sedang Allah yang berdaulat ialah Raja segala bangsa ( Why 15:3), Ia masih membiarkan Iblis
menjalankan pengaruh sehingga Iblis disebut’ilah zaman ini’ ( 2Kor 4:4). Walaupun Kristus melalui
kematian dan kebangkitan-Nya, telah mengalahkan kekuasaan Iblis ( Yoh 12:31; Ibr 2:14), namun selama
dunia ini ada, Iblis akan terus menentang tujuan pelepasan Allah dan menganiaya
umat Allah. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sejarah zaman ini,
mencerminkan perang rohani antara kejahatan Iblis dan Kerajaan Allah ( Why 12). Umat Allah dalam zaman ini
bersifat umat akhir zaman, sebab mereka sudah dipindahkan dari kerajaan
kegelapan ke dalam Kerajaan Anak Allah, yaitu Kristus ( Kol 1:13). Mereka telah mengalami suatu kuasa yang mengubah, dan berdasarkan
itu mereka tidak lagi dalam kekuasaan dunia ini ( Rom 12:2); mereka hidup dalam pengharapan yang mantap akan
penggenapan purna ( Rom 5:2; 8:18;
Ef 4:4; Kol 1:5,27). Kendati
demikian, karena masih hidup dalam dunia lama, pada dasarnya mereka senantiasa
terbuka terhadap penganiayaan ( Mat
13:21; Yoh 16:33; Kis 14:22; Rom
12:12) dan perlawanan dari pihak Iblis ( 2Kor 11:14; 12:7; Ef 6:11-12; 1Pet 5:8).
Perlawanan Iblis yang sepanjang masa terhadap Kerajaan Allah akan
memuncak dalam penampilan suatu sosok pada akhir zaman, yang dilukiskan dengan
berbagai istilah sebagai ‘Pembinasa keji’ ( Mat 24:15; bnd Dan 11:31; 12:11), ‘manusia durhaka’ ( 2Tes 2:3), dan ‘binatang’ ( Why 13:1). Ia akan diilhami dan
diberi kuasa oleh Iblis untuk melakukan tanda-tanda yang menakjubkan ( 2Tes 2:9; Why 13:3,13) untuk memikat
kekaguman umat manusia. Dia akan merupakan penguasa politik yang akan memakai
agama demi tujuannya yang bersifat menghujat Allah, dengan menuntut manusia
beribadah kepadanya dan bukan kepada Allah ( 2Tes 2:4; Why 13:8,12). Ia akan menuntut ketaatan
mutlak — baik berupa agama maupun politik dari warga negaranya, dan akan
mengenakan sanksi ekonomi untuk memaksakan kepatuhan ( Why 13:16-17).
Orang-orang yang tidak mau tunduk akan dianiaya dengan keji sekali oleh
Antikristus ( Mat 24:21; Why 13:7).
Begitu ganasnya siksaan dahsyat itu (
Mat 24:21), sehingga Allah akan campur tangan untuk mempersingkat
hari-hari itu ( Mat 24:22) demi
keselamatan orang-orang pilihan. Mereka yang tetap teguh pada iman mereka dalam
Kristus, yang menolak untuk menyembah binatang itu, akan menang terhadapnya,
baik dalam kematian atau dalam maut martir sekalipun ( Why 15:2).
Penampilan Antikristus dan penyiksaan orang-orang kudus merupakan
serangan terakhir dari Iblis terhadap umat Allah. Sebelum itu Antikristus
dilukiskan dalam beberapa saat yang pelik pada perjalanan sejarah umat Allah
yang sedang ditebus: pada waktu penyiksaan di bawah Antiokhus Epifanes pada thn
169 sM ( Dan 8); pada waktu
keruntuhan negara Yahudi oleh Roma (
Dan 9:26b; Luk 21:20-24); pada waktu penyiksaan
gereja perdana ( Why 13). Dapat
dikatakan, Antikristus adalah suatu gejala akhir zaman, yang tampak baik pada
akhir zaman maupun sepanjang sejarah manusia ( 1Yoh 2:18,22; 4:3). Hal ini — bahwa gejala-gejala akhir zaman
tampil sepanjang sejarah manusia — ialah ciri khas eskatologi Alkitab.
Masa penyiksaan ini akan menyaksikan pula permulaan penghakiman Allah
atas Iblis dan pengikutnya. Why menerangkan penghakiman ini di bawah bentuk
lambang, seperti 7 sangkakala ( Why 8;
9) dan 7 cawan ( Why 16).
Hukuman ini terdiri dari tulah dan malapetaka yang menyatakan murka Allah ( Why 15:1,7; 16:19), ditujukan kepada
binatang itu dan para penyembahnya ( Why
14:9,10; 16:2,10). Sebelum hukuman ini mulai diberlakukan, Allah akan
memeteraikan umat-Nya ( Why 7:1-8)
yang akan dilindungi dari murka-Nya ( Why
9:4) dan akan terlindung dalam perjuangan yang mengerikan melawan
kekuasaan Iblis, walau mengalami kematian sebagai martir ( Why 7:9-17). Banyak ahli melihat
dalam Why 7 dua kelompok umat Allah yang
berlainan, yaitu keduabelas suku Israel dalam arti harfiah, dan orang banyak
yang tidak terkira dari Gereja Kristen. Tetapi ahli yang lain, dengan alasan
bahwa daftar keduabelas suku yang disebut dalam Why 7:1-8 tidak pernah
muncul di tempat lain dalam Alkitab (dlm Why 7 suku Dan tidak
termasuk walaupun tercakup dlm Yeh 48:1 barangkali merupakan latar
belakang pemikiran penulis Why), menafsirkan nas ini sebagai nubuat simbolis
tentang pelindungan secara rohani terhadap gereja, yaitu Israel sejati (bnd Why
2:9).
Hari Tuhan akan mengakhiri pemerintahan Antikristus yang singkat itu ( 2Tes 2:2). Dalam PB ‘Hari Tuhan’
ialah suatu ungkapan yang bersifat meraup pengertian semua peristiwa, yang akan
menyertai penggenapan puma. Ungkapan ini mempunyai berbagai bentuk: ‘Hari Tuhan’
( Kis 2:20; 1Tes
5:2; 2Tes 2:2; 2Pet 3:10); ‘Hari Tuhan
Yesus’ ( 2Kor 1:14); ‘Hari Tuhan
kita Yesus Kristus’ ( 1Kor 1:8);
‘Hari Kristus Yesus’ ( Fili 1:6);
‘Hari Kristus’ ( Fili 1:10; 2:16);
‘Hari Allah’ ( 2Pet 3:12); ‘hari
itu’ atau ‘hari terakhir’ ( Mat 7:22;
24:36; 26:29; Luk 10:12; 2Tes 1:10; 2Tim
1:18 dab); ‘akhir zaman’ ( Yoh
6:39,40,44,54; 11:24; 12:48).
Kedatangan Kristus kelak, yang juga dapat disebut ‘kedatangan-Nya sekali
lagi’ ( Ibr 9:28) digambarkan
dalam PB dengan berbagai kata yang penting. Parousia, artinya kehadiran atau
ketibaan ( 1Kor 14:27; 2Kor
7:7), dalam percakapan Yunani dipakai untuk mengartikan kunjungan
seorang penguasa.[42]
Yesus yang sama, yang naik ke sorga, akan datang lagi ke bumi dalam kehadiran
diriNya ( Kis 1:11) pada akhir
zaman ( Mat 24:3) dalam
kekuasaan dan kemuliaan ( Mat 24:27)
untuk memusnahkan Antikristus dan kejahatan ( 2Tes 2:8), untuk membangkitkan orang-orang mati ( 1Kor 15:23), untuk mengumpulkan
orang-orang yang ditebus ( Mat 24:31;
2Tes 2:1; bnd juga Mat
24:37,39; 1Tes 2:19; 3:13; 4:15; 5:23; Yak
5:7-8; 2Pet 1:16; 1Yoh 2:28).
Kedatangan-Nya kelak akan merupakan juga suatu apokalipsis (= pembukaan
tabir) bilamana kekuasaan dan kemuliaan yang sekarang sudah dimiliki-Nya
berdasarkan peninggian-Nya di sorga (
Fil 2:9; Ef 1:20-23; Ibr 1:3; 2:8) akan
dinyatakan kepada dunia ini ( 1Pet 4:13).
Kristus memerintah sekarang sebagai Tuhan di sebelah kanan Allah ( Why 3:21), tetapi pemerintahan-Nya
tidak kelihatan kepada dunia ini. Pemerintahan ini nanti akan dinyatakan
melalui apokalipsis (= penyataan-Nya, 1Kor 1:7; 2Tes 1:7; 1Pet
1:7,13). Jadi kedatangan Kristus yang kedua kali kelak tidak dapat
dipisahkan dari kenaikan-Nya ke sorga dan kedudukan-Nya di sebelah kanan Allah
Bapak, sebab hal itu akan mengungkapkan ke-Ilahi-an-Nya yang sekarang kepada
dunia ini.
Kata ketiga, yaitu epiphaneia (= penampakan), berarti
bahwa kedatangan-Nya itu akan kelihatan ( 2Tes 2:8; 1Tim 6:14; 2Tim 4:1,8; Tit
2:13).
Kesimpulan
Kesimpulan
Akhir
dari Karya tulis yang berjudulkan “Eksposisi Surat 2 Petrus 3:1-3”, penulis
memaparkan kesimpulan secara singkat dan padat guna memperoleh gambaran secara
menyeluruh mengenai Karya Tulis ini. Berdasarkan materi yang penulis ajukan dan
telaah maka penulis menarik kesimpulan bahwa ;
1. Kehidupan
Kekristenan tidak lepas dengan namanya penyesatan oleh pengajar-pengajar sesat.
2. Dari
masa ke masa reaksi pengajar sesat akan semakin antusias untuk merusak
kehidupan kerohanian orang percaya dari segala segi kehidupan mereka.
3. Serangan
pengajaran Bidat seperti Racun yang terus merusak bagian-bagian kehidupan
Rohani Orang-orang Percaya.
Jadi
dengan kesimpulan ini, penulis ingin menekankan bahwa peran Bidat selalu ada
disekitar orang-orang Percaya.
DAFTAR PUSTAKA
1. G1..R. Evans, Sejarah Singkat Bidah, BPK gunung mulia,
jakarta, 2011
2.
Dr. H. Berkhof dan Dr. I.H. Enklaar, Sejarah Gereja, BPK gunung mulia, jakarta, 1967
3.
Prof. S. Wismoady
Wahono ph.D, Di Sini Kutemukan, BPK
Gunung mulia, jakarta, 1985
4.
Leon moris; teologi perjanjian baru, Gandum
Mas, Malang, Jawa Timur, 2014
5.
J. S. Badudu, Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa
Indonesia, Buku Kompas, Jakarta, 2013
6.
Dr. C. Groenem Ofm, Pengantar Kedalam Perjanjian Baru, Kanisius,
Yogyakarta, 1984
7.
J. Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab Jilid 4, Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, Jakarta, 1996
8.
Michael Card, Batu Karang Yang Rapuh, Kehidupan Emosional Simon Petrus, Yayasan
Kalam Hidup, Bandung, 2008.
9.
Donald Guithrie, Alec Motyer,
Alan M. Stibbs, Donald J. Wiseman, Tafsiran
Alkitab Masa Kini Jilid 3 Matius-Wahyu, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Jakarta,
2010
10.
Justin Taylor, Asal-Usul Agama Kristen, Kanisius,
Yogyakarta, 2008
11.
Ensikopedia
Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L, Yayasan Komunikas
Bina Kasih, Jakarta, 1994
12.
Ensikopedia
Alkitab Masa Kini Jilid 2 M-Z, Yayasan Komunikas
Bina Kasih, Jakarta, 1994
13.
Merrill C. Tenney, Survey Perjanjian Baru, Gandum Mas,
Malang, 2013
14.
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Grasindo,
Jakarta, 2008
15.
Aloys Budi Purnomo, Woderful Europe, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2011
16.
Dianne Bergant, Csa,
dan Robert J. Karris, Ofm, Tafsiran
Alkitab Perjanjian Baru, Kanisius, Yogyakarta, 2002.
17.
Departemen Pendidikan
Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008
18.
Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2006.
19.
Dr. J. Verkuyl, Geredja Dan Bidat-Bidat BPK Gunung
Mulia, Jakarta, 1966.
20.
Pdt. Dr. Paulus Daun, D. Th (can), Bidat Kristen Dari Masa-Kemasa, Yayasan
Daud Family, Manado, 2011
21.
Dr. K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, Kanisius,
Yogyakarta, 1979
22.
G.A. Pandjaitan, M.Th, Sesi Kuliah Semester 6 Mata
Kuliah Dogmatika, STTS Salatiga, salatiga, 4 mei 2016
23.
Elliyezer Siswanto, S.Th,
sesi perkuliahan semester 6 mata kuliah filsafat pastoral, STTS Salatiga,
Salatiga, 25 januari 2016.
24.
www. Babla co.id, 4
februari 2016, Menjelaskan Arti Dari
Brainwash.
[1]. G.R. Evans, Sejarah Singkat
Bidah, (BPK Gunung Mulia, jakarta, 2011) hlm. Prakata no. xi
[2]. Elliyezer Siswanto, S.Th, (Mata kuliah Filsafat Pastoral; senin, 25 Januari 2016) Sesi Perkuliahan
STTS Salatiga semester 6.
[3]. DR. H. Berkhof dan Dr. I.H. Enklaar;
Sejarah
Gereja, (BPK gunung mulia,
jakarta, 1967), cetakan ke-4,
hlm, 348.
[4]. Dalam situs www. Babla co.id (4 februari 2016), menjelaskan arti dari
brainwash yang adalah mengindoktrinasi, tidak salah lagi bahwa banyak
orang-orang percaya pada waktu itu yang sudah tercuci otaknya
[5]. Prof. S. Wismoady Wahono Ph.D, Di Sini Kutemukan (Bpk. Gunung
Mulia, Jakarta) cetakan ke-1. Hlm. 467
[6]. Leon Moris; Teologi Perjanjian Baru (Gandum Mas,Malang, Jawa Timur, 2014) cetakan ke-5, hlm. 449
[7]. J. S. Badudu, Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa
Indonesia (Buku Kompas, Jakarta 2013) cetakan ke-3, hlm. 56
[8]. Dr. C. Groenem Ofm, Pengantar Kedalam Perjanjian Baru (Kanisius, Yogyakarta, 1984)cetakan
ke-18, hlm. 354
[9]. J. Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab Jilid 4(Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, Jakarta, 1996) hlm. 209.
[10]. Ibid, hlm 210
[11]. Michael Card, Batu karang yang rapuh, kehidupan emosional
Simon Petrus (yayasan kalam
hidup, Bandung, 2008) cetakan ke-1, hlm 213.
[12] Ibid, hlm 214
[13]. Donald Guithrie, Alec Motyer, Alan M. Stibbs, Donald J. Wiseman, Tafsiran
Alkitab Masa Kini Jilid 3 Matius-Wahyu (yayasan Komunikasi Bina Kasih,
jakarta 2010) cetakan ke-17, hlm. 838
[14]. Prof. S. Wismoady Wahono Ph. D, Di Sini Kutemukan (Bpk Gunung Mulia, Jakarta, 1986)
cetakan ke-1, hlm 315.
[15]. Loc. cit.
[16]. Justin Taylor, Asal-Usul Agama Kristen( Kanisius,
Yoyakarta, 2008) cetakan ke-5, hlm. 155
[17]. Loc.cit.
[18]. Ibid, hlm. 158
[19]. Ensikopedia Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L (Yayasan komunikas Bina Kasih, jakarta, 1994). Cetakan ke-2, hlm.
594
[20]. Merrill C. Tenney, Survey Perjanjian Baru (Gandum Mas,
Malang, 2013) cetakan ke-10, hlm. 67
[21]. Ibid. hlm. 66
[22]. Op. Cit. Hlm 69
[23]. Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik (Grasindo,
Jakarta, 2008) hlm. 215
[24]. Aloys Budi Purnomo, Woderful Europe (PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2011) cetakan ke-1, hlm 208
[25]. Loc.cit
[26]. Merrill C. Tenney, Survey Perjanjian Baru (Gandum Mas,
Malang, 2013) cetakan ke-10, hlm. 58
[27]. Donald Guithrie, Alec Motyer, Alan M. Stibbs, Donald J. Wiseman, Tafsiran
Alkitab Masa Kini Jilid 3 Matius-Wahyu (yayasan Komunikasi Bina Kasih,
jakarta 2010) cetakan ke-17, hlm. 839
[28] Dianne Bergant, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsiran Alkitab Perjanjian Baru (Kanisius, Yogyakarta, 2002) cetakan
ke-16, hlm. 454
[29]. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
(PT. Gramedia Pustaka Utama, jakarta, 2008) cetakan ke-4, hlm. 188.
[30]. Eko Endarmoko, Tesaurus
Bahasa Indonesia (PT. Gramedia Pustaka Utama, jakarta, 2006) hlm. 86.
[31]. Dr. J. Verkuyl, Geredja dan bidat-bidat (BPK,
Jakarta, 1966) cetakan ke-2, hlm.12
[32]. Ensikopedia Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L (Yayasan komunikas Bina Kasih, jakarta, 1994). Cetakan ke-2, hlm.
193
[33]. Ensikopedia Alkitab Masa Kini Jilid 2 M-Z (Yayasan komunikas Bina Kasih, jakarta, 1994). Cetakan ke-2, hlm.
569
[34]. Ensikopedia Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L (Yayasan komunikas Bina Kasih, jakarta, 1994). Cetakan ke-2, hlm.
191
[35]. Pdt. DR. Paulus Daun, D. Th
(can), Bidat Kristen Dari masa-kemasa (Yayasan Daud Family, Manado,
2011) cetakan ke-14, hlm.74
[36]. H. Berkhof dan I.H. Enklaar, Sejarah Gereja (BPK Gunung Mulia,
jakarta, 2009) cetakan ke-24, hlm 17.
[37]. Pdt. DR. Paulus Daun, D. Th (can), Bidat Kristen Dari masa-kemasa (Yayasan
Daud Family, Manado, 2011) cetakan ke-14, hlm.76
[38]. Dr. K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat (Kanisius,
Yogyakarta, 1979) cetakan ke-2, hlm. 12
[39]. Ensikopedia Alkitab Masa Kini
Jilid 1 M-Z (Yayasan
komunikas Bina Kasih, jakarta, 1994). Cetakan ke-2, hlm. 337
[40]. Pdt. DR. Paulus Daun, D.Th.(Chan), Bidat Kristen Dari Masa Ke Masa
(Yayasan daun family, Manado, 2011). Cetakan ke-14, hlm. 62
[41] G.A. Pandjaitan, M.Th, Sesi Kuliah Semester 6 Mata kuliah Dogmatika (STTS Salatiga,
Salatiga, 4 mei 2016)
[42]. Ensikopedia Alkitab Masa Kini
Jilid 1 A-L,
(Yayasan Komunikas Bina Kasih, Jakarta,1994) hlm. 439
Komentar
Posting Komentar